Mohon tunggu...
SURI MEYLINDA RIZALTI
SURI MEYLINDA RIZALTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

SURI MEYLINDA RIZALTI // NIM : 43220010120 // AKUNTANSI // DOSEN : APOLLO, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Money

K7_Asymmetric Information: Theory and Applications

18 April 2022   05:09 Diperbarui: 18 April 2022   05:58 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan dalam memberikan pembaca mengenai gambaran yang baik tentang informasi asimetris dan signifikansinya untuk penelitian ekonomi. Penulis akan membahas mengenai teori, konsep-konsep kunci dari teori, aplikasi informasi asimetris berdasarkan literatur ekonomi, serta mencari tahu mengenai kekuatan dan kelemahan teori.

Hasil Penelitian : Konsep asimetris informasi menjelaskan banyak mengenai berbagai fenomena umum yang pertama kali diperkenalkan pada awal 1970-an, serta tidak dapat dijelaskan sebaliknya. Sementara itu, teori ini telah menjadi alat yang berharga di bidang ekonomi yang digunakan untuk menjelaskan berbagai macam fenomena. Selain itu, terdapat pula beberapa pengaplikasian teori asimetri informasi serta kekuatan dan kelemahan didalamnya.

  • Akerlof 1970 : Asymmetric Information, Adverse Selection, Counteracting Institutions

Konsep informasi asimetris pertama kali diperkenalkan pada Goerge A. Makalah Akerlof tahun 1970 mengenai Quality Uncertainty and the Market Mechanism. Dalam makalah tersebut, Akerlof mengembangkan informasi asimetris dengan contoh kasus pasar mobil. Argumen dasarnya adalah bahwa di banyak pasar, pembeli menggunakan beberapa statistik pasar untuk mengukur nilai kelas barang. Dengan demikian, pembeli dapat melihat rata-rata seluruh pasar, sementara penjual memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang barang tertentu. Sehingga Akerlof berpendapat bahwa asimetris informasi ini memberi insentif kepada penjual untuk menjual barang dengan kualitas lebih rendah dibandingkan pasar rata-rata. Setelah itu, kualitas rata-rata produk dipasaran akan menurun dan ukuran pasar juga menurun. Sehingga dalam contoh kasus pasar mobil, Akerlof mencatat kesamaan dimana mobil yang buruk (bekas) dapat mengusir mobil yang baik (baru) dan hukum Gresham mencatat bahwa dalam model mobil, situasi ini disebabkan oleh informasi asimetris.

  • Spence 1973 : Signaling, Signaling Equilibrium

Michael Spence melanjutkan ide-ide Goerge A. Akerlof dalam makalahnya tahun 1973 mengenai Job Market Signaling. Dia membagi pasar menjadi dua kelas, yaitu : Pertama, di pasar terdapat beberapa pemain yang didalamnya dapat membangun reputasi sebagai pemberi sinyal. Kedua, terdapat banyak pemain yang menyebabkan pasar sering berubah. Space berkonsentrasi pada pasar yang terakhir, dimana sinyal perlu ditafsirkan dengan pengetahuan sebelumnya yakni tentang signaler individual atau dari masing-masing penyedia sinyal hingga menghasilkan keseimbangan sinyal. Serta, Spence menggunakan pasar kerja sebagai contohnya.

  • Stiglitz 1975 : Screening

Joseph Stiglitz dalam makalahnya tahun 1975 yaitu "The theory of Screening, Education and the Distribution of Income" mengeksplorasi bahwa teori ini digunakan oleh penjual (majikan) untuk menyaring pelamar (karyawan potensial) ke dalam kategori yang mencerminkan produktivitas mereka dan kemampuan lainnya. Stiglitz juga menyatakan bahwa terdapat banyak perbedaan penting dalam kualitas barang, ciri-ciri barang, merek barang dan barang-barang lainnya. Dia mendefinisikan Screening sebagai alat untuk mengindentifikasikan kualitas-kualitas ini. Selanjutnya, perangkat yang melakukan kegiatan penyaringan disebut sebagai perangkat Screening. Stiglitz mengembangkan teori Screening dengan menggunakan model sederhana, dimana setiap individu memiliki satu karakteristik yang secara langsung memberi tahu produktivitasnya.

  • Rothschild and Stiglitz 1976 : Externalities

Michael Rothschild dan Stiglitz terus mempelajari Stiglitz dalam makalah tahun 1976 yakni "Equilibrium in the Competitive Insurance Market : An Essay on Imperfect Information Economics". Rothschild dan Stiglitz mengusulkan model mengenai Pasar Asuransi. Pasar itu sendiri hanya memiliki dua jenis peserta, yaitu peserta yang menjual asuransi dan peserta yang membeli asuransi. Rothschild dan Stiglitz menggunakan teorema utilities yang diharapkan dapat merumuskan permintaan kontan asuransi yang disebabkan oleh pembeli. Michael Rothschild dan Stiglitz juga mengusulkan model berikut untuk pasar asuransi yakni : Jika kita dapat menghindari kecelakaan dam mendapatkan uang, maka kita akan menghasilkan banyak uang.

  • Aplikasi Teori Asimetri Informasi

1. Minimum Quality Constraints

Hanny E. Leland mempertimbangkan untuk menetapkan kendala kualitas minimum sebagai cara untuk mengurangi seleksi yang merugikan. Pasar memiliki constraint berkualitas di tempat yang biasanya ditandai dengan asimetri informasi. Leland juga memperkenalkan kendala kualitas minimum untuk perhitungan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model Leland, menimbulkan kendala kualitas minimum yangni yang paling menguntungkan di pasar. Menimbulkan kendala kualitas minimum dapat dilakukan dengan :

  • Sensitivitas ukuran pasar yang lebih besar terhadap variasi kualitas
  • Elastisitas permintaan yang rendah
  • Biaya marjinal yang rendah untuk menyediakan kualitas
  • Nilai rendah ditempatkan pada layanan berkualitas rendah. Pasar tanpa karakteristik ini mungkin lebih baik tanpa kendala kualitas minimum.

2. Contingency Contracts

Sebagai aplikasi dari teori informasi asimetris, Joseph Stiglitz dan Andrew Weiss dalam kontrak kontingensi studi kertas 1973 menerangkan bahwa kontrak kontingensi adalah suatu kontrak pinjaman, dimana default pembayaran pra-ventilasi individu untuk mendapatkan pinjaman baru di masa depan.

3. Used Pickup  Truck Market

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun