Mohon tunggu...
Suratno Suratno
Suratno Suratno Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petilasan Tribuana Tunggadewi Kerajaan Majapahit

13 Januari 2025   09:53 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku berani mendesak Bu Wati bukan tanpa alasan. Semasa Mas Bro  bertugas di Polsek Trowulan. Dia sering bercerita tentang keunikan berbagai macam situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang unik dan menarik untuk dicermati. Apalagi dikunjungi. Kontras dengan tugasnya sebagai Kanit Shabara. Dia sering berkeliling mencari dan  mencermati keadaan masyarakat sekitar situs sambil mencari informasi yang berkaitan dengan peninggalan sejarah kerajaan sebesar Majapahit.  Pak Puguh teman akrab Mas Bro istri Bu Wati , saking akrabnya sudah seperti keluarga sendiri, yang biasa disambangi Mas Bro sewaktu dulu sama-sama suka burung labed yang masih mahal-mahalnya. Ku sering diajak makan-makan di situ. Terus istrinya akrab denganku. Jadi pas makan-makan kalau Mas Bro buka HP saya suruh ngintip paswordnya, akhirnya bisa  kubuka HPnya waktu suamiku tidur.

Astaga, seperti disambar petir di siang bolong rasanya diri ini.

*****

"Maaf Pak, apa yang dilakukan seorang lelaki tambun, gagah, berkumis tebal di bawah pohon beringin dekat petilasan Tribuana Tunggadewi. Dari tadi saya lihat berdo'a dengan khusuk", tanyaku memberanikan diri pada juru kunci.

"Di sini memang sering digunakan untuk acara ritual dengan berbagai tujuan. Ada yang minta jodoh, mengharap kesembuhan, ada juga yang ingin naik pangkat dan jabatan". "Tempat ini tak pernah sepi pengunjungnya Para pengusaha datang dari berbagai daerah. Mulai dari Surabaya, Bojonegoro, Probolinggo, Pasuruan, hingga Bali dan Jakarta', jawab Pak Zainuri juru kunci sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

Sejak berkunjung ke petilasan kerajaan Majapahit. Awalnya  hanyalah mengikuti hiruk pikuk halayak untuk sekedar refresing menghilangkan kepenatan dan ketegangan rutinitas aktifitas keseharian yang menjenuhkan.

Petilasan kerajaan Majapahit ikut andil dalam munculnya mimpi-mimpiku akhir-akhir ini. Lelaki tambun, gagah, berkumis tebal yang kulihat tadi adalah Mas Bro ternyata sering datang ke sini minta pangkat dan jabatan bisa lancar, namun harus mempunyai Garwa Selir sebagai penguat permintaanya.

 Petilasan yang semestinya menjadi cagar budaya dan media untuk mengagumi  kehebatan sejarah bangsa kita di masa lalu, justru menjadi biang apa yang kualami saat ini. Tepatnya situs Yoni Klinterejo atau Petilasan Tribuana Tunggadewi yang menyimpan segudang misteri. Tak hanya orang biasa, kalangan pengusaha hingga pejabat di negeri ini disebut-sebut pernah berkunjung ke tempat ini.

Situs purbakala ini terletak di tengah persawahan Dusun/Desa Klinterejo, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Di dalamnya terdapat beberapa bagian terpisah. Antara antara lain tempat bersemedi putri Raden Wijaya yang juga raja Ke tiga Majapahit  Tribuana Tunggadewi, petilasan Sabdo Palon dan Naya Genggong yang merupakan guru Damar Wulan, serta petilasan pendeta zaman Majapahit Maha Resi Maudoro.

*****

Sontak darah mengalir deras dari dada Mas Bro dengan gemetar tanganku masih memegang gagang pistol dan seketika itu pula kubuang entah kemana barang itu terlepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun