Lorong napasku seolah seperti tercekik, selagi menikmati tidur malam. Apalagi setelah melayani suamiku, seolah ada yang tidak rela aku menemani tidur malamnya. Â Aku selalu gelisah. Entah apa sebabnya? Â Sampai saat ini belum menemukan jawabannya. Dari mimpi-mimpi yang menghiasi tidurku beberapa malam berselang, tak satupun menyejukkan hati. Kubuktikan dari beberapa kali membrosing di google semua mengarah pada hal-hal yang menyeramkan.
Memang dalam metafisika antara otak sadar dan ambang sadar ada kaitan erat antara kejadian masa lalu yang kadang terbaca dan tergambarkan dengan jelas  dalam mimipi-mimpiku selama ini. Kadang-kadang muncul begitu saja tanpa aku harus meminta untuk hadir dalam malamku.
Malam-malamku kini selalu diliputi kegelisahan. Setelah melayani suamiku dan mencoba merebahkan diri, rasa cemas itu kembali hadir, seolah-olah ada sesuatu yang tak rela aku berada di sisinya. Bahkan udara terasa berat, menekan dadaku hingga sulit bernapas. Aku mencoba menyangkal perasaan ini, menyakinkan diri bahwa semua hanyalah halusinasi, tapi setiap malam bayangan-bayangan itu semakin nyata.
Mimpi-mimpi yang hadir belakangan ini terasa lebih aneh, lebih nyata. Aku sering mendapati diriku berada di sebuah tempat asing namun terasa familiar, lorong-lorong gelap yang tak berujung, dan sosok-sosok bayangan yang seolah mengintai dari kejauhan. Setiap kali terbangun, jantungku berdebar, dan keringat dingin membasahi tubuhku.
Di suatu malam, mimpi itu berubah. Aku melihat diriku duduk di atas tempat tidur, memandang ke arah cermin di ujung ruangan. Di dalam cermin, bayanganku tak menatap ke arahku---ia memandang ke arah lain, ke tempat kosong di sisiku. Sosok bayangan samar tampak di situ, seolah-olah ada seseorang yang berusaha masuk ke dalam kehidupanku, merebut ruang yang kupersembahkan untuk suamiku.
Keesokan harinya, aku mencoba mencari penjelasan, berharap jawaban bisa kudapatkan dari berbagai artikel yang kubaca. Namun, semua hal mengarah pada hal-hal yang menyeramkan dan tak kuinginkan. Apakah ini tanda dari masa lalu yang ingin kembali? Ataukah ini sesuatu yang lain, yang mengancam keseharianku?
Seketika itu, aku tahu. Ini bukan sekadar mimpi buruk atau bayangan masa lalu. Aku sedang berbagi kamar dengan sesuatu yang terluka, dan rasa cemas yang kurasakan setiap malam hanyalah pantulan dari kepedihan yang belum terselesaikan.
Mas Bro suamiku yang sebelumnya tipe orang  lugu, penurut, penuh perhatian  dan penyabar. Namun,  perlahan segala sifat dan perangainya berubah menjadi sosok yang cuek, ego, pembangkang dan pemarah tanpa ada alasan  logis. Kepercayaan yang kubangun selama tiga dasawarsa, ibarat seperti panas setahun terhapus oleh hujan sehari
Aku mencoba mencari jejak yang dapat mengungkap rahasia apa yang terselip dalam perubahan sifat dan tingkah lakunya selama ini yang mencurigakan. Kuangkat pelan-pelan handpone Mas Bro yang terselip di bawah bantalnya. Pelan-pelan kubuka jangan sampai ketahuan, Astaga ngak bisa kubuka dikunci pake password rahasia. Semakin mencurigakan pikirku
"Mohon maaf Bu saya minta tolong intipkan password HP suamiku? Saya yakin pasti Ibu tahu karena suamiku kan sering makan di sini", pintaku mengharap pada pada Bu Wati istri dari teman suamiku.
"Suamiku yang sebelumnya tipe orang  lugu, penurut, penuh perhatian  dan penyabar. Namun,  dua tahun terakhir ini  perangainya berubah menjadi sosok yang cuek, ego, pembangkang dan pemarah tanpa ada alasan  logis. Kepercayaan yang kubangun selama tiga dasawarsa, ibarat seperti panas setahun terhapus oleh hujan sehari", segala unek-unek hatiku kuungkapkan semua pada Bu Wati.