Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah hati yang merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim).Â
Ini bisa kita terapkan dalam kehidupan digital kita. Kita tidak harus terus-menerus mencari kesenangan dari gadget atau media sosial. Ketika kita merasa cukup dengan hal-hal yang sederhana, seperti berinteraksi dengan keluarga atau melakukan hobi yang positif, kita sudah melakukan detox dopamine secara alami.
Bagaimana Detox Dopamine Mengubah Hidup?
Kita bisa belajar dari banyak kisah sukses mereka yang melakukan detox dopamine. Sebut saja namanya  Anisa yang merasa kesulitan belajar karena terlalu sering bermain game online. Setiap kali ia mencoba fokus belajar, otaknya selalu merasa terganggu oleh keinginan untuk bermain. Setelah mencoba detox dopamine selama seminggu—dengan mengurangi waktu bermain game dan menggantinya dengan membaca Al-Quran—Anisa mulai merasakan perubahan. Ia menjadi lebih tenang, lebih fokus, dan bahkan merasa lebih bahagia dalam menjalani hari-harinya.
Bagaimana Cara Melakukan Detox Dopamine?
Buat Rutinitas Ibadah yang Teratur
Ibadah adalah salah satu cara terbaik untuk detox dopamine. Sholat lima waktu, berdzikir, dan membaca Al-Quran dapat membantu menenangkan otak dan memfokuskan hati kita kepada Allah.Kurangi Penggunaan Gadget Secara Bertahap
Cobalah untuk menetapkan waktu tanpa gadget setiap harinya. Misalnya, sebelum tidur atau saat waktu makan. Ini bisa membantu otakmu beristirahat dari stimulasi yang berlebihan.Fokus pada Kegiatan yang Produktif
Gantilah kebiasaan scroll media sosial dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku, menulis, atau berolahraga.Perbanyak Interaksi Sosial Secara Langsung
Berinteraksi dengan keluarga dan teman secara langsung bisa membantu kita mengurangi ketergantungan pada dopamine yang berasal dari dunia digital.
Gunakan seperlunya, jangan berlebihan
Detox dopamine bukan hanya soal mengurangi waktu di depan layar, tetapi juga tentang mengembalikan kendali atas hidup kita. Islam telah mengajarkan kita untuk hidup dalam keseimbangan, tidak berlebihan, dan selalu menjaga diri dari hal-hal yang bisa merusak fokus dan niat kita untuk beribadah.