Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Petani Jagung yang Masih Remaja Bernama Amimsyam

9 April 2020   14:04 Diperbarui: 9 April 2020   13:56 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dengan bermodalkan pengalaman menjadi seorang petani, Amim sudah terbiasa untuk menjaga ladangnya seorang diri. Jika malam menyapa, dengan bermodalkan senter, parang, sarung ia harus berjalan menyusuri jalan setepak, menyusuri sungai, menyela jagung warga yang ia lewati hingga sampai di ladangnya.

Di malam hari, ia hanya di temani sepinya malam, dan sesekali mendengar suara jangkrit di sela-sela batu, dan ketika mendongak keluar di balenya, ia bisa menyaksikan cahaya lampu dari kejauhan, baik dari ladang warga, maupun dari kampung sebelah.

Berbulan-bulan lamanya ia menjalani aktifitasnya menjadi seorang petani jagung, dan tak terasa tidak lama lagi jagungnya akan segera di panen. Karena di beberapa titik, jagungnya sudah menandakan kemerah-merehan yang memberikan sinyal bahwa tidak lama lagi akan segera ditebang.

Kali ini, kami berkesempatan untuk menyambangi ladangnya. Di balenya yang sederhana, kami menikmati jagung hasil tanamnya beberapa bulan yang lalu. Sambil menikmati jagung bakar, saya mengajaknya untuk berbincang-bincang tentang pengalamannya menjadi seorang petani.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Padanya saya belajar ketekunan, kesabaran dan keuletan, walaupun umurnya masih belasan tahun. Ia tidak memilih menjadi anak yang berpangku tangan, dan merenge-renge kepada orang tuanya untuk dibelikan sesuatu. 

Ia menempa dirinya dengan kerja keras, pantang menyerah dan memberikan pelajaran kepada anak-anak seusianya di luar sana, yang manja, pemalu, dan masih membutuhkan belas kasih dari orang tuanya.

Amim adalah satu dari sekian anak, yang memilih jalan hidup yang penuh tantangan, penuh kerja keras dan menantang hidup dengan penuh keyakinan. Ia tidak dikelabui oleh media sosial yang menyita waktu, tidak mengulur-ngulur waktu untuk ke ladang hanya karena sedang menonton drama Korea penuh kisah cinta yang lebay.

Padanya semesta bergumam, bahwa Amim adalah seorang anak remaja yang patut dicontoh dan menampar kemapanan berpikir kebanyakkan anak seusianya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun