Dengan bermodalkan pengalaman menjadi seorang petani, Amim sudah terbiasa untuk menjaga ladangnya seorang diri. Jika malam menyapa, dengan bermodalkan senter, parang, sarung ia harus berjalan menyusuri jalan setepak, menyusuri sungai, menyela jagung warga yang ia lewati hingga sampai di ladangnya.
Di malam hari, ia hanya di temani sepinya malam, dan sesekali mendengar suara jangkrit di sela-sela batu, dan ketika mendongak keluar di balenya, ia bisa menyaksikan cahaya lampu dari kejauhan, baik dari ladang warga, maupun dari kampung sebelah.
Berbulan-bulan lamanya ia menjalani aktifitasnya menjadi seorang petani jagung, dan tak terasa tidak lama lagi jagungnya akan segera di panen. Karena di beberapa titik, jagungnya sudah menandakan kemerah-merehan yang memberikan sinyal bahwa tidak lama lagi akan segera ditebang.
Kali ini, kami berkesempatan untuk menyambangi ladangnya. Di balenya yang sederhana, kami menikmati jagung hasil tanamnya beberapa bulan yang lalu. Sambil menikmati jagung bakar, saya mengajaknya untuk berbincang-bincang tentang pengalamannya menjadi seorang petani.
Padanya saya belajar ketekunan, kesabaran dan keuletan, walaupun umurnya masih belasan tahun. Ia tidak memilih menjadi anak yang berpangku tangan, dan merenge-renge kepada orang tuanya untuk dibelikan sesuatu.Â
Ia menempa dirinya dengan kerja keras, pantang menyerah dan memberikan pelajaran kepada anak-anak seusianya di luar sana, yang manja, pemalu, dan masih membutuhkan belas kasih dari orang tuanya.
Amim adalah satu dari sekian anak, yang memilih jalan hidup yang penuh tantangan, penuh kerja keras dan menantang hidup dengan penuh keyakinan. Ia tidak dikelabui oleh media sosial yang menyita waktu, tidak mengulur-ngulur waktu untuk ke ladang hanya karena sedang menonton drama Korea penuh kisah cinta yang lebay.
Padanya semesta bergumam, bahwa Amim adalah seorang anak remaja yang patut dicontoh dan menampar kemapanan berpikir kebanyakkan anak seusianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H