Saya melihat beberapa tenda berdiri di sekitar tempat ini. Mungkin disitu mereka bermalam selama tinggal di sini. Di tempat ini biasanya juga digunakan oleh pendaki untuk bermalam bila mereka akan turun ke Torean. Kolam sumber air panas di jalur Torean ini memang sering digunakan oleh penduduk lokal untuk acara ritual adat dan juga berendam untuk pengobatan.
Beberapa pendaki ada yang berhenti di tempat ini untuk beristirahat sejenak sambil bermain air. Beberapa juga terlihat mengabadikan momen pemandangan alam disitu. Saya dan team terus melangkah melanjutkan perjalanan. Setelah melewati sungai kecil jalurnya mulai menanjak. Rupanya kami harus menaiki bukit di sisi lembah yang lain.Â
Kami akhirnya bertemu dengan tangga besi pertama yang berada di jalur perengan bukit. Tangga besi ini sengaja dipasang untuk memudahkan pendaki melewati jalur tanjakan ini. Jika tidak dipasang tangga tentu akan sulit untuk memanjatnya tanjakan yang tingginya sekitar 3 meter itu. Sekali lagi, kami harus rela menunggu bergantian untuk memanjat tangga karena banyaknya pendaki yang akan lewat.
Setelah melewati sebuah bukit, kami bertemu jalur landai yang didominasi sabana dengan rumput ilalang yang menjulang. Kami terus mengikuti jalur tersebut. Beberapa kali kami bertemu tangga besi dan harus melewatinya. Hingga akhirnya kami tiba di sebuah hamparan sungai yang cukup lebar, tapi hanya sebagian kecil saja yang ada aliran airnya. Sebagian besar sisanya berupa hamparan luas dengan bebatuan besar dengan posisi tak beraturan.
Banyak pendaki yang berfoto-foto disini. Pemandangan sungai yang berkelak kelok dengan warna air kehijauan dengan latar belakang perbukitan adalah panorama yang indah untuk diabadikan.Â
Kami terus berjalan melewati batu kerikil kecil hingga akhirnya tiba di aliran sungai  deras selebar 6 meter. Kami menyeberangi sungai tersebut dengan cara melewati jembatan berupa batang kayu yang dipasang melintang diatas aliran sungai.Â
Setelah berjalan melewati punggungan bukit akhirnya kami bertemu dengan sebuah sungai yang airnya sungguh jernih sekali. Berbeda dengan air sungai sebelumnya yang masih bau belerang karena hulunya dari sumber air panas Aik Kalak, air sungai ini benar-benar jernih dan segar. Di seberang sungai, kami bertemu tangga yang harus kami naiki lagi.