Dengan nada suara yang mantap Heri menjawab. " Kulo tasih dereng nggadah putro".
Mendengar jawaban Heri, sang bapak cuma tersenyum. Dan dia juga tidak berusaha memperjelas maksud pertanyaannya. Setelah diam beberapa saat, kembali sang bapak mengulangi pertanyaannya.
 " Kang putro paring asmo sinten?"
Mendengar pertanyaan sama dilontarkan kembali, Heri mulai sedikit agak gusar. 'Loh sudah dibilang saya tidak punya anak, kok masih tidak percaya saja. Apa tidak dengar ya ' gerutu Heri dalam hati.
Heri pun memberikan jawaban yang sama dan kali ini dengan suara agak meninggi. Barangkali jawaban pertama tadi sang bapak tidak mendengar. Begitu pikirnya dalam hati.
" Kulo tasih dereng nggadah putro"
Mendengar jawaban tersebut sang bapak kembali tersenyum, tangannya terlihat menepuk -- nepuk lengan kursi yang diduduki. Suasana kembali hening di ruang tamu itu, namun tak berselang lama kembali sang bapak bertanya dengan mengulang pertanyaan yang sama.
 " Kang putro paring asmo sinten?".
Kali ini Heri mulai sedikit terpancing emosinya, dia menjawab dengan suara yang mulai meninggi.
" Kulo tasih dereng nggadah putro?"
Dan anehnya sang bapak juga masih tetap tersenyum tenang, masih tetap sabar, dan tidak terpancing dengan suara Heri yang mulai terdengar meninggi. Dan beberapa waktu kemudian kembali dia  mengulangi pertanyaannya lagi. Masih dengan kalimat pertanyaan yang tetap sama.