Pemeran Pengganti yang Baper
Berada di tengah-tengah memiliki kesempatan yang menyenangkan. Bukan hanya pada saat mengobrol, saat berjalan bersama, atau pada saat berada di ruang pertemuan pun sangat menyenangkan. Menjadi anak yang berada pada posisi tengah, membuat aku sangat terlindungi.
Ada dua kakak dan ada dua adik. Kedua kakakku perempuan. Demikian pula kedua adikku juga perempuan. Jadilah kami berlima perempuan semua. Jarak usia sangat dekat. Rata-rata usia kami terpaut satu setengah hingga dua tahun.
Berhubung saudara kami semua wanita, pakaian kami pun sering tertukar atau ditukar. Jika kakakku membeli pakain agak sempit, akulah yang beruntung. Tubuhku lebih kecil daripada mereka. Pakain itu pun diberikan padaku.
Apabila adikku membeli pakaian agak longgar, aku juga beruntung. Tubuhku lebih gemuk daripada adikku. Meskipun harus mengganti atau menukar dengan benda lain, aku tidak keberatan. Asal sama-sama ikhlas.
" Citra, kamu di mana?"
Sebuah pertanyaan dari ujung telepon kakakku tertua. Dari nada suaranya, aku dapat menilai, Mbak Antik dalam keadaan khawatir. Suaranya bergetar.
"Ada apa, mbak?" tanyaku datar.
"Kamu tidak ada acara pentingkah, besok?"
Pertanyaan mbak Antik masih terdengar dengan nada khawatir. Aku berpikir sejenak. Aku coba mengingat-ingat agendaku hari Sabtu besok. Tidak ada muncul gambaran catatan. Itu berarti hari Sabtu besok aku belum mempunyai agenda.
"Tidak ada, Mbak! Adakah perlu bantuan dariku?" tanyaku mencoba memberi ketenangan.