Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menguji Ketahanan Fisik Naik Sepeda Motor Seratus Kilometer

30 September 2023   20:01 Diperbarui: 30 September 2023   20:08 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Sambil menikmati hidangan yang masih hangat tersebut, kami berbincang banyak hal. Satu topik yang dibicarakan terkait pelaksanaan upacara bendera tanggal  1 Oktober 2023.

Para kepala sekolah, baik jenjang SD maupun SMP diundang menghadiri upacara dengan pakaian PSL. Kemudian untuk pengawas sekolah  hanya didata sepuluh orang untuk hadir dan diminta mengenakan seragam Korpri.

Pada saat kami selesai makan, warung semakin ramai oleh pengunjung. Pak Imam Mudin berjalan menuju wastafel. Setelah mencuci tangan,  saya lihat Pak Imam Mudin memegang saku celana belakang. Saya sudah tahu gelagat itu.

Cepat-cepat saya mengatakan bahwa saya yang akan bayar. Namun, Pak Imam Mudin bersikukuh untuk yang menjadi "bos". Waduh, saya jadi tidak enak. Sudah dua kali terakhir Pak Imam Mudin menraktir makan.

"Sudah, ini di wilayah saya. Saya yang bayar!" Demikian kata Pak Imam Mudin.

Saya pun kembali ke tempat duduk untuk menghabiskan minuman jeruk hangat yang tinggal beberapa teguk. 

Dokpri
Dokpri

Sebelum meninggalkan warung, saya menyempatkan waktu untuk berswafoto di dekat sepeda motor yang saya parkir. Di dekat situ, mobil Pak Imam Mudin diparkir.

Dokpri
Dokpri
Kami pun berpisah. Pak Imam Mudin kembali ke rumahnya, di antara rumah Pak Abdullah (kepsek SMP 3 PPU) dan Pak Dian (adik ipar Pak Imam Mudin).

Saya segera melanjutkan perjalanan pulang ke Penajam. Jarak sekitar lima puluh kilometer harus saya tempuh untuk menggenapi angka seratus kilometer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun