"Keren, Khusnul. Terima kasih, Pak!"
Siswi tersebut bernama Khusnul. Beberapa kali sebelumnya memang sudah disebut-sebut tetapi saya kurang dapat menyimpan dalam memori nama itu.
Acara selesai. Hidangan nasi kotak pun disajikan di atas meja. Saya tidak sabar untuk menikmati hidangan nikmat tersebut. Sementara itu, panitia sibuk membereskan tempat acara. Ada yang melepas spanduk, menyapu lantai, dan menumpuk kursi. Dengan santai saya menikmati hidangan.
Sementara itu, Pak Sutrisno sudah berpamitan kembali ke tempat kerjanya di SD 001 Babulu.
Untuk beberapa saat kami beristirahat sejenak sambil menunaikan kewajiban. Barulah kemudian perjalanan pulang kembali ke Penajam.
Bu Esa sudah lebih dahulu meninggalkan tempat acara karena diminta Pak Marjani untuk membantu menyelesaikan urusan kantor.
Kami singgah di dua tempat. Pertama, singgah di kantor camat Waru. Hanya sebentar. Kemudian, mobil yang masih dikemudikan Pak Agus singgah di dekat pasar Petung. Kami masuk warung bakso.
Pada saat di Babulu, Pak Agus dan teman-temannya tidak makan nasi kotak. Mungkin belum lapar. Waduh, bagaimana dengan saya? Baru saja makan nasi kotak.
Agar tidak bengong di dalam warung bakso, saya memesan bakso ukuran setengah atau separuh porsi. Kalau hanya separuh mangkok, saya masih sanggup menghabiskan. Saya juga minta mi putih saja. Tanpa mi kuning.
Saya sempatkan waktu untuk berswafoto sambil menunggu pesanan bakso dan minuman diracik. Saya merasa sudah begitu menyatu dengan mereka.
Bakso pesanan saya pun diantarkan bersama pesanan Pak Agus dan kawan-kawannya. Porsi yang saya lihat memang lebih sedikit dibandingkan porsi dalam mangkok Pak Agus dan yang lain.