Sambutan ketiga disampaikan oleh Bu Esa, mewakili kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip yang kebetulan ada acara mendadak terkait anggaran kantor. Padahal, sehari sebelumnya, Pak Marjani sudah merencanakan untuk menghadiri acara di ruang pertemuan Kecamatan Babulu tersebut.
Setelah Bu Esa membuka acara sosialisasi, kami diundang untuk berfoto bersama. Saya diminta duduk di samping bunda literasi kecamatan. Sebelum acara berfoto bersama dimulai, saya memanfaatkan waktu dengan berswafoto dengan bunda literasi kecamatan dan Pak Camat Babulu.
Setelah beberapa menit coffe break, acara sosialisasi pun dimulai. Pak Agus bertindak selaku moderator. Saya, Suprihadi diminta tampil untuk yang pertama. Topik yang saya bawakan berjudul Membaca sebagai Modal untuk Menulis Buku.
Sebagai pembicara, saya tidak suka banyak menampilkan teori atau hukum-hukum yang tekstual. saya lebih suka berdialog dengan peserta atau undangan.
Pertanyaan pertama yang saya lontarkan kepada peserta cukup sederhana.
"Kita di sini mau ngapain, sih?"
Mokrofon pun segera saya berikan kepada seorang siswi peserta dari sebuah SMP Negeri di wilayah Kecamatan Babulu. Pertanyaan sederhana itu pun dijawab dengan lancar.
Untuk selanjutnya, saya banyak bercerita tentang proses berliterasi yang sudah saya jalani. Beberapa buku antologi cerpen yang sudah diterbitkan ber-ISBN pun saya tampilkan sebagai motivasi bahwa menerbitkan  buku ber-ISBN itu tidaklah sulit.
Sekitar satu jam saya berkomunikasi dengan para peserta yang tampak cukup antusias. Berikutnya, Pak Sutrisno tampil dengan gaya khasnya.
Baca juga: sosialisasi-budaya-baca-literasi Â