Satu rombongan lagi, gabungan Girimukti, Nipah-Nipah, dan Penajam akan menggunakan mobil pribadi Pak Anas Baenana. Enam penumpang sudah dishare nama-namanya dalam WAG Pengawas Penting. Pak Anas Baenana menginfokan bahwa jadwal keberangkatan pukul 08.30 wita pada hari Ahad (28/5/23).
Satu jam sudah berlalu. Waktu berjalan begitu cepat. Berhubung hari Jumat, para pengawas dan penilik bergegas menuju warung di seberang jalan Kantor Kejaksaan. Sebagian mengendarai sepeda motor dan sebagian lain menumpang mobil.
Tiba di warung yang cukup sederhana itu saya berswafoto dulu. Tampak banyak mobil terparkir di pingir jalan.
Hampir-hampir tidak ada jalan masuk ke warung karena mobil diparkir kurang teratur. Untung pengunjung warung tidak banyak.
Tampak Pak Imam Mudin berjalan menuju warung. Rekan-rekan pengawas lain sudah banyak yang lebih dahulu tiba di warung tersebut.
Teman-teman yang sudah lebih dahulu datang terlihat masih menunggu pesanan. Mereka asyik dengan aktivitas masing-masing.
Saya beserta rombongan satu mobil memilih duduk lesehan di dalam. Kaki dapat lebih leluasa diselonjorkan.
Pesanan saya ikan trakulu. Sementara itu di depan saya, Pak Mapijaling memesan ikan rebus alias Palumara. Mangkok berisi ikan rebus tertutupi oleh tangan Pak Mapijaling.
Nasi masih panas sehingga kami perlu menaruh di atas piring lebar sebelum dimakan. Terlihat semua mulai asyik dengan pesanan masing-masing. Sebagian kawan tidak makan di tempat. Ada yang membawa pulang pesanannya. Tentu ikan yang dipesan dibungkus rapi oleh pramusaji.
Kami cukup menikmati hidangan yang disajikan. Sambal tomat yang menjadi pelengkap lauk ikan bakar terasa sangat cocok di lidah. Saya menambah nasi beberapa kali karena sambal begitu mengundang selera.
Saya perhatikan Pak Mapijaling juga cukup menikmati Palumara yang ada di hadapannya. Itu menandakan bumbu ikan rebus cocok dengan seleranya.