Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mulai Belah Nangka hingga Syukuran Makan Bersama

26 Mei 2023   21:47 Diperbarui: 26 Mei 2023   21:50 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu rombongan lagi, gabungan Girimukti, Nipah-Nipah, dan Penajam akan menggunakan mobil pribadi Pak Anas Baenana. Enam penumpang sudah dishare nama-namanya dalam WAG Pengawas Penting. Pak Anas Baenana menginfokan bahwa jadwal keberangkatan pukul 08.30 wita pada hari Ahad (28/5/23).

Satu jam sudah berlalu. Waktu berjalan begitu cepat. Berhubung hari Jumat, para pengawas dan penilik bergegas menuju warung di seberang jalan Kantor Kejaksaan. Sebagian mengendarai sepeda motor dan sebagian lain menumpang mobil.

Dokpri
Dokpri
Tiba di warung yang cukup sederhana itu saya berswafoto dulu. Tampak banyak mobil terparkir di pingir jalan.

Input sumber gambar
Input sumber gambar
Hampir-hampir tidak ada jalan masuk ke warung karena mobil diparkir kurang teratur. Untung pengunjung warung tidak banyak.

Dokpri
Dokpri
Tampak Pak Imam Mudin berjalan menuju warung. Rekan-rekan pengawas lain sudah banyak yang lebih dahulu tiba di warung tersebut.

Dokpri
Dokpri
Teman-teman yang sudah lebih dahulu datang terlihat masih menunggu pesanan. Mereka asyik dengan aktivitas masing-masing.

Dokpri
Dokpri
Saya beserta rombongan satu mobil memilih duduk lesehan di dalam. Kaki dapat lebih leluasa diselonjorkan.

Dokpri
Dokpri
Pesanan saya ikan trakulu. Sementara itu di depan saya, Pak Mapijaling memesan ikan rebus alias Palumara. Mangkok berisi ikan rebus tertutupi oleh tangan Pak Mapijaling.

Nasi masih panas sehingga kami perlu menaruh di atas piring lebar sebelum dimakan. Terlihat semua mulai asyik dengan pesanan masing-masing. Sebagian kawan tidak makan di tempat. Ada yang membawa pulang pesanannya. Tentu ikan yang dipesan dibungkus rapi oleh pramusaji.

Kami cukup menikmati hidangan yang disajikan. Sambal tomat yang menjadi pelengkap lauk ikan bakar terasa sangat cocok di lidah. Saya menambah nasi beberapa kali karena sambal begitu mengundang selera.

Saya perhatikan Pak Mapijaling juga cukup menikmati Palumara yang ada di hadapannya. Itu menandakan bumbu ikan rebus cocok dengan seleranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun