Pak Imam Mudin berfoto bersama Pak Mapijaling setelah mendapatkan gantungan kunci yang cocok. Wajah ceria mereka tunjukkan.
Saya pun tidak mau ketinggalan. Setelah berjabat tangan, saya meminta dipotret saat serah terima oleh-oleh tersebut.
Model gantungan kunci yang saya pilih segera saya potret dengan ukuran diperbesar. Cukup unik model patung yang saya pilih. Ada tulisan pula yang tidak saya ketahui artinya.
Teman-teman lain pun memperlihatkan gantungan kunci yang sudah dipilihnya. Berbeda dengan Pak Habel Hewi yang justru asyik memilih buah nangka yang masih tersedia di atas meja.
Bu Suwarni menyodorkan gantungan kunci yang sudah dipilihkan untuk Pak Habel Hewi. Namun, pengawas PJOK tersebut sudah telanjur asyik memilih buah nangka untuk dicicipinya.
Di ruang pengawas selalu ada senda gurau. Jika ada joke atau gurauan yang lucu, pasti akan membuat orang lain tertawa. Tampak dalam gambar Pak M. Arsyad tertawa dengan lepas.
Pak Mapijaling bukan hanya membagikan oleh-oleh berupa gantungan kunci. Untuk merayakan kepulangan dari luar negeri, teman-teman diajak makan ke sebuah warung yang terletak di seberang Kantor Kejaksaan Negeri Penajam Paser Utara. Nama warung tersebut tidak tertera dalam spanduk.
Hj. S. Khasanah terlihat sedang mencatat jenis ikan bakar yang dipesan oleh teman-teman. Sebelum kami menuju warung itu, perlu memesan lebih dahulu untuk dibakarkan ikannya. Kalau datang langsung ke warung dan baru memesan jenis ikan untuk dibakarkan, tentu membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu.
Ada teman yang pesan ikan kakap, trakulu, emas, dan yang lain. Pak Mapijaling pesan ikan rebus yang terkenal dengan istilah Palumara. Satu per satu mencatatkan diri. Kemudian catatan pesanan itu dikirimkan ke warung. Tenggat waktu satu jam baru kami akan meluncur ke warung tersebut. Begitu informasi yang disampaikan Hj. S. Khasanah.
Sambil menunggu, beberapa pengawas berdiskusi (lagi) terkait persiapan keberangkatan ke Samarinda untuk mengikuti bimtek. Formasi rombongan mobil didiskusikan. Ada tiga mobil yang akan digunakan untuk rombongan pengawas dari Penajam dan Babulu.
Diskusi berjalan seru. Mobil yang akan digunakan untuk ke Samarinda juga didiskusikan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing mobil sudah dibahas pada hari-hari sebelumnya. Untuk rombongan Babulu akan menggunakan mobil Pak Tri Wahjoedi/Pak Imam Mudin. Kemudian untuk rombongan Girimukti akan menggunakan mobil Pak Sukoco.