Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menghadri "Graduation" SMP 4 Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur

25 Mei 2023   21:18 Diperbarui: 25 Mei 2023   21:28 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah pelepasan atribut secara simbolis (dokpri)

Dokpri
Dokpri
Saya berusaha menjepret siswa yang berjalan di hadapan kami. Umumnya mereka berjalan dengan tergesa-gesa sehingga banyak foto yang kabur. Dalam artikel ini saya pilih beberapa foto yang agak bagus dibandingkan foto lain.

Dokpri
Dokpri
Sebagian siswa ada yang bingung mau jalan ke arah mana. Ada sebagian siswa yang begitu menerima pengalungan medali kelululusan langsung berjalan menuruni tangga dan akan kembali ke tempat duduk. Padahal ada petugas di bawah dekat tangga turun panggung yang menyerahkan buku album kenangan (Year Book SMP Negeri 4 PPU 2022/2023).

Dokpri
Dokpri
Acara pengalungan medali kelulusan dan album kenang-kenangan berjalan lancar. Meskipun banyak siswa yang antre, mereka melakukan gerakan yang cepat. Mulai dari duduk, berjalan menuju panggung, naik tangga ke atas panggung, menerima pengalungan medali kelulusan, berjabat tangan dengan kepsek, wali kelas, kemudian berjalan turun tangga, menerima buku album kenang-kenangan, baru kembali ke tempat duduk.

Dokpri
Dokpri
Pada saat turun tangga harus berhati-hati. Khususnya untuk pelajar putri yang mengenakan kain kebaya. Jika salah langkah, bisa jatuh.

Dokpri
Dokpri
Umumnya untuk bawahan putri sudah dimodifikasi sehingga tidak membuat ribet. Pelajar putri dapat berjalan dengan langkah yang normal, tidak seperti pengatin dengan pakaian adat Jawa yang ribet.

Usai acara pengalungan medali tanda kelulusan, seremoni ditutup oleh pembawa acara yang mengenakan pakaian khas.

Dokpri
Dokpri
Begitu acara ditutup, sebagian tamu undangan berpamitan, termasuk pak polisi yang duduk di sebelah kiri saya.  Saya pun segera mengambil kesempatan untuk berfoto bersama kepsek SMP 4 PPU dan beberapa tamu yang sudah cukup akrab dengan kami.

Dokpri
Dokpri
Ada tiga pengawas SMP dan tiga kepsek SMP yang berada dalam deret kursi tamu paling depan. Tetangga sekolah terdekat, SMP 13 PPU dan SMP 18 PPU. Bu Lili Suriani dan Pak Jumardin kami jepret bersama nyonya rumah, Bu Rosnah dan pengawas pembina SMP 4 PPU, Pak Prayitno.

Dokpri
Dokpri
Saya pun mengambil gambar dalam posisi yang lebih baik agar wajah kawan-kawan kepsek dan pengawas tampak lebih utuh. Kursi-kursi di belaknag yang semula penuh diduduki orang tua/wali siswa tampak mulai ditinggalkan. Para siswa asyik berfoto ria dengan rekan-rekannya.

Dokpri
Dokpri
Pada saat saya sedang duduk santai, setelah asyik jeprat-jepret, ada wali murid yang datang dan langsung duduk di samping saya. Seorang siswa memotret dengan kamera besar. Dalam hati saya membatin, siswa itu adalah anak dari wali murid yang duduk di samping saya. Saya pun yakin wali murid itu adalah mantan siswa SMA 1.

"Nama siapa?" tanpa sungkan saya bertanya kepada laki-laki berkumis dan berkaca mata itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun