Tiba di halaman SMP 7 PPU, kami disambut oleh beberapa guru dengan senyum merekah. Mereka mengenakan seragam batik yang cerah. Kami berempat segera bergabung di ruang kepala sekolah. Pak Anas Baenana sudah ada di ruang tersebut.
Setelah beberapa saat kami duduk-duduk beristirahat, selanjutnya kami diminta menuju tempat kegiatan Gelar Karya di lapangan sekolah (lapangan olahraga). Ada tenda yang di bawahnya terdapat beberapa kursi untuk para tamu undangan.
Kudapan nikmat dihidangkan pada beberapa meja di depan tempat duduk para tamu. Kami belum menyentuh hidangan itu sebelum acara dimulai, kecuali minuman air mineral dalam botol yang juga dihidangkan di samping minuman manis, teh kotak.
Acara pun dimulai seperti agenda acara resmi yang dilaksanakan di berbagai kegiatan resmi. Pembawa acara (MC) adalah Guru Penggerak SMP 7 PPU, yaitu Bu Siti Hasanah. Ada lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Para siswa kelas 7 sebagai "pelaku" dalam Gelar Karya tampil semua untuk menyanyikan lagu kebangsaan tersebut diiringi musik.
Selanjutnya, lagu "Pelajar Pancasila" dinyanyikan oleh mereka pula. Suasana semakin semarak seiring sinar surya yang semakin siang kian terasa hangatnya.
Acara demi acara bergulir susul menyusul. Pada acara sambutan, diawali sambutan kepala sekolah, Pak Sukaryadi. Kegiatan yang dilaksanakan kali ini, kata kepsek yang berdomisili di Kecamatan Waru tersebut, sebagai "cek ombak". Artinya? Untuk mengetahui "kekuatan dan kelemahan" pelaksanaan acara. Hal-hal yang sudah bagus akan ditingkatkan dan hal-hal yang belum sempurna akan disempurnakan. Demikian penafsiran saya terkait istilah "cek ombak" yang diutarakan kepsek yang sebelumnya bertugas sebagai guru SMP 4 PPU tersebut.
Sebagai kepala sekolah ketiga di SMP 7 PPU, saya diberi kesempatan untuk memberikan sambutan pula. Dalam cuaca yang cukup terasa hangatnya itu, saya kurang konsentrasi. Sebelum saya panjang lebar berbicara, saya meminta para guru SMP 7 untuk mendampingi saya. Tujuan saya sebenarnya adalah meminta mereka berfoto bersama.
Kalimat-kalimat yang saya sampaikan kurang tertata dengan rapi. Topik meloncat-loncat tidak teratur. Namun, saya berusaha untuk memberikan pesan kepada siswa kelas 7 agar bersungguh-sungguh belajar komputer yang nantinya pasti akan bermanfaat untuk dunia kerja.
Acara selanjutnya sangat beragam. Ada pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Pembacaan doa yang dipimpin oleh Pak Anas Baenana. Pemotongan tumpeng dan pemotongan kue ulang tahun. Untuk pemotongan dua kegiatan itu dilakukan oleh kepala sekolah. Potongan ujung atau puncak tumpeng diberikan kepada anggota keluarga yang mewakafkan tanah untuk pendirian SMP 7. Kemudian potongan kue ulang tahun diberikan kepada guru paling senior SMP 7, yaitu Bu Mardiana Piliang.
Satu demi satu acara berlangsung cukup semarak. Siswa kelas 7 sebagai pelaku utama dalam Gelar Karya tersebut tampil bergantian menunjukkan kemampuan dalam bernyanyi, menari, dan atraksi lain yang menarik.
Acara kesenian yang susul-menyusul itu tentu saja dipandu oleh para guru yang sudah berpengalaman dalam melatih siswa tampil di hadapan banyak orang. Saat acara seni berlangsung, para tamu undangan dipersilakan menikmati hidangan yang disediakan di ruang paling baru di SMP 7, yaitu ruang UKS yang sementara waktu dijadikan tempat makan lesehan.