Senyum Zafran merekah, lega sahabat kecilnya masih mengenalinya. "Separah itukah?" Tanya Zafran sambil menunjuk cover buku yg sedang dibaca Kezra.
"Banyak cerita yg telah kau lewatkan, Zafy.."
"Kau bisa ceritakan kepadaku sambil ngopi-ngopi santai. Kau tau aku adalah pendengar yg baik."
"Datanglah nanti sore ke D'Oversight Caffe. Kau tau kedai kopi yg di depan SMA Santo Markus?"
"Ya."
Di sinilah Kezra sekarang, D'Oversight Caffe. Menunggu Zafran sambil menyesap almond milk tea ditemani croissant yg belum tersentuh sedari Kezra duduk di bangku dekat jendela kedai itu.
Hujan sore ini. Kezra bertanya-tanya, bagaimana semesta mengatur pertemuan kembali dengan sahabat kecilnya yg sudah lama dirindukan Kezra?
Zafran memiliki tempat istimewa di hati Kezra. Namun gadis itu sadar ada satu dinding tebal yg menghalangi keduanya tidak bisa menjalin hubungan yg lebih dari sekedar sahabat.
Keyakinan.
Kezra adalah perempuan Katholik yg setiap Minggu tidak pernah absen menghadiri kebaktian. Zafran juga sosok pemuda yg religius, sedikit-banyak paham tentang agama dan konsekuen dengan apa yg dia pahami.
Zafran sangat memegang erat apa yg dipesankan oleh sang Guru, "wa kholiqin nsa bi khuluqin hasanin," dan pergaulilah manusia dengan akhlak yg baik.