Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran dari Nasib Burung Heron

1 November 2020   11:14 Diperbarui: 1 November 2020   11:22 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
grup WA; info aceh tinur

Pelajaran dari nasib burung heron

Manusia semestinya tidak seperti burung heron yang serakah. Tetapi dalam realita, manusia lebih rakus dari binatang. Manusia oleh Allah swt sudah diberitahu sejak 1400 tahun lalu melalui wahyu dari Allah swt agar memakan makanan yabg halal dan thayiban. 

Halal itu luas pengertiannya. Ada halal yang bermakna cara memperoleh makanan. Apakah diperoleh dengan cara yang halal. Tidak hasil mencuri. Bukan dari hasil riba. Tidak dari hasil menipu. Tidak dari hasil menzalimi orang lain. 

Halal juga bermakna bahwa makanan yang memang masuk dalam daftar yang tidak diharapkan oleh alquran seperti babi, darah, arak, dan makanan yang disembelih bukan dengan nama Allah. 

Sedangkan thayiban atau baik bermakna makanan itu tidak basi, tidak rusak, tidak beracun, tidak tercemar.

Rezeki selain makanan

Rezeki selain makanan adalah kuasa, ilmu pengetahuan dan teknologi, harta dan pasangan. Kuasa, harta, iptek dan pasangan tidak jarang kita dapatkan secara tidak halal. Kuasa yang diperoleh hasil dari sogok menyogok adalah haram hukumnya, yang berarti tidak halal. 

Demikian juga harta yang diperoleh dengan cara zalim juga tidak halal. Kekuasaan sejak zaman dulu hingga pada zaman sekarang jika diperoleh secara tidak halal akan menjadi sumber malapetaka bagi diri, keluarga dan rakyat yang mereka pimpin selama berkuasa.

Demikian juga Iptek jika digunakan untuk menzalimi orang lain tergolong iptek yanh haram karena mendatangkan kemudhoratan. Iptek untuk membuat bom misalnya sama dengan rezeki yang dimakan ikan belut tadi, mencelakakan yang membuat dan orang yang dibom. Yang membuat bom seperti itu akan dilaknati Allah, malaikat dan seluruh manusia. 

Hamman adalah contoh orang yang salah menggubakan iptek pada zaman nabi Musa yakni menambah keingkaran firaun. Hamman membangun pencangkar langit untuk mengintip tuhan Musa, bentuk kesombongan.

Pasangan juga jika digunakan untuk beribadah kepada Allah akan menjadi sumber pahala dan keridhoaan Allah, bisa memgantarkam kita ke surganya Allah swt. Tetapi jika diajak untuk membakang kepada Allah, menzalimi orang lain maka pasangan itu menjadi sumber mala petaka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun