Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selawat Tahrim Menggetarkan Jiwa

19 September 2020   06:08 Diperbarui: 19 September 2020   08:21 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bismillah,

Sejak lama ada selawat tahrim yang diperdengarkan oleh masjid Baiturrahman tempat penulis tinggal yakni di komplek Bukit Sejahtera Palembang Sumatera Selatan. Selawat ini diperdengarkan di RRI Palembang sekitar tahun 1970an. Karena itu ketika selawat ini muncul lagi sejak dua tahun terakhir terasa mengharukan sekali apalagi bahwa selawat ini merupakan pujian terhadap manusia yang agung yakni Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Berikut adalah versi lain dari selawat tahrim yang populer.


Lirik selawat tahrim

Sambil mendengarkan video di atas penulis mengajak untuk membaca lirik berikut dan mengajak pula memahami artinya pada bagian bawah tulisan ini. Berikut dalah lirik selawat tahrim tersebut.

Ash-shalatu was-salamu 'alayk, Ya imamal mujahidin, Ya rasulallah, Ash-shalatu was-salamu 'alayk

Ya nashiral huda , Ya khayra khalqillah

Ash-shalatu was-salamu 'alayk, ya nashiral haqqi ya rasulallah

Ash-shalatu was-salamu 'alayk, ya man asra bikal muhayminu laylan nilta ma nilta wal-anamu niyamu

Wa taqaddamta lish-shalati fashalla kullu man fis-samai wa antal imamu

Wa ilal muntaha rufi'ta kariman, Wa sami'tan nida 'alaykas salam, ya karimal akhlaq, Ya rasulallah

Shallallahu 'alayka, Wa 'ala alika wa ashhabika ajma'in.

Sejarah selawat tahrim

Dinyatakan oleh para sejarawan muslim bahwa Syaikh Mahmoud al-Hussary (1917-1980), seorang ulama lulusan Universitas Al-Azhar sekaligus ketua Jam'iyyatul Qurro' yang menciptakan selawat populer ini. Syaikh Mahmoud al-Hussary merupakan seorang qari ternama pada masa itu dan digelari Shaykh al-Maqari karena kecakapannya dalam membaca Al-Qur'an secara tartil.

Di Indonesia selawat tahrim ini populer sejak tahun 1960an yang mulai diperdengarkan oleh Radio Yasmara milik Yayasan Rahmat Surabaya. Jikamendengar selawat ini hati jadi tenang. Tidak jarang hati hanyut dan terharu karena rindu dengan rasululullah.  Allahumma shaliala Muhammad.

Arti selawat tahrim

Selawat ini mempunyai alunan makna pujian yang dalam dan mengharukan. Dia bukan sekedar pujian biasa tetapi juga doa untuk rasululullah. Pada hal doa dan untuk pujian kepada rasululullah itu pada halekatnya akan memberi kesempatan kepada rasulullah untuk menjawab pujian dan salam tersebut  dengan ijin Allah. Itu sebabnya selawat tahrim ini selalumwnggetarkan kalbu pelantunnya.

Berikut arti selawat tahrim.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah 

Sholawat dan salam semoga tercurahkan padamu duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik

Sholawat dan salam semoga tercurahkan atasmu Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah, Sholawat dan salam semoga tercurahkan padamu

Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari

Dialah Yang Maha Melindungi Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur

Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam

Engkau diberangkatkan ke Sidratul Muntaha karena kemulianmu dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu

Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah, Semoga sholawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu

Testimoni

Jika penulis lagi galau maka penulis melakukan penghayatan kepada bait bait dan arti dari selawatvtahrim ini. Alhamdulillah berkah selawat yang mulia ini maka penulis jadi semangat kembali dari kegalauannya. Tidak jarang air mata membasahi mata penulis jika sudah mendengar selawat ini. Semoga pembaca juga demikian. Mari kurangi tertawa terbahak-bahak karena tertawa terbahak-bahak akan mematikan hati kita. Al-hadist.

Semoga selamatlah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun