Pak menteri, jika orang miskin marah dengan pernyataan bapak maka itu suatu hal yang lumrah pak. Saya saja sedih, marah, tersinggung dan gak habis pikir. Kita mesti berpikir dulu sebelum kita merilis pernyataan kepada publik. Maafkan saya pak, karena saya menulis ini mewakili orang miskin di dunia pak. Saya ingatkan bahwa kitalah yang memperoleh bantuan orang miskin bukan mereka.
Pak menteri, sekian surat dari saya. Semoga bapak bersedia untuk meralat pernyataan bapak tersebut. Yakinlah pak, ada di pihak orang miskin itu adalah Allah YME. Sangat sulit kita menghadap-Nya jika mati nanti karena kita sering menyakiti rasulullah. Menyakiti orang miskin berarti kita menyakiti rasul yang agung. Saya mengajak diri saya dan pak menteri untuk bertaubat. Maafkan saya ya pak. Kami mencintai bapak bukan membencimu..
Alfakir,
Supli Rahim
Palembang Sumsel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H