Ketiga, daerah-daerah yang banyak hujan, air hilang begitu saja. Banjir musim itu lalu kekeringan pada musim kemarau.Â
Jadi sangat jelas kan pak bahwa kementan tidak bisa sendirian menyeleswikan masalah yang super banyak itu.
Keempat, banyak sekali petani yang frustrasi dengan buruknya infrastruktur pada saat panen sehingga para tengkulak masih membeli hasil panen dengan harga murah. Mereka mau jual  debgan harga mahal di kota tak mampu. Para tengkulak datang dengan kendaraan dobel gardan.Â
Kelima, jika petani kesusahan keuangan maka mereka akan jual tanah mereka untuk biaya sekolah anak-anak.merela. Jadilah mereka menjadi petani tanpa lahan.
Demikian dulu surat dari saya yang mantan anak petani, dosen mata kuliah bidang pertanian dan pengamat pertanian perkotaan dan pedesaan.
Mohon maaf pak menteri karena saya terbiasa membuat laporan apa adanya bukan laporan apa maunya. Selamat bertugas. God bless you always.Â
Jayalah pertanian dan negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H