Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Surat Terbuka untuk Menteri Pertanian RI

15 Juni 2020   08:01 Diperbarui: 15 Juni 2020   08:42 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara tidak punya GBHN

Garis-garis besar haluan negara tidak ada seperti zaman dulu. Karena itu tidak ada keterkaitan yang jelas antar sektor, antar wilayah dan dalam sektor. Akibatnya sektor pertanian yang menghidupi banyak rakyat itu tetapi nampak berjalan terseok-seok karena tidak nampak koordinasi dengan pekerjaan umum, dengan perindustrian dan perdagangan. Yang paling parah adalah impor bahan pangan tak terkendali tak mengenal waktu.

Apa buktinya pak menteri? 

Pertama, jika datang musim panen jagung, garam, cabe dll harga nyaris tidak ada. Karena produk impor tidak terkendali.

Kedua, jika petani mampu menghasilkan produksi yang tinggi seperti karet dan sawit ternyata keterpaduan dengan sektor industri biodiesel atau pembuatan aspal  masih dalam angan-angan belaka. Petani sawit harus gigit jari karena pabrik PKS tidak mau membeli dengan harga layak dwngan alasan mereka mengutamakan petani plasma. 

Petani karet juga sama apesnya, mereka harus berjual dengan harga murah karena penggunaan untuk aspal juga baru wacana.

Ketiga, dengan rendahnya harga komoditi maka petani berhenti menyekolahkan anak ke kota, ke sekokah tinggi, ke universitas. Akibatnyabsekolah dan perguruan tinggi jadi lesu, lemah dan tak bergairah. Perdagangan bahan jadi seperti furniture sepi pembeli, tokoh-tokoh sepi pembeli. Itu semua dampak buruk dari rendahnya harga komoditi pertanian.

Jadi ketika ada quote dari bapak "bertanilah, bila tak mau miskin, saya jaminannya" saya berdecak kagum. Wah hebat tenan mentan negara beta. 

Ada sejumlah hal yang jauh dari sentuhan negara tapi entah sampai kapan pak menteri.

Pertama, daerah-daerah penghasil pangan di luar jawa selalu dihadapkan kepada dua fenomena ini kecuali daerah yang ada irigasi, yakni kekeringan di musimkemarau dan kebanjiran di musim penghujan. Dalam video berikut itu adalah mimpi saya untuk mengenalkan rumah panen hujan. Tapi pesan utamanya adalah panen hujan di lahan.

Kedua, negara kita selalu dalam kondisi yang tanpa kendali, kadang-daerahnya kering maka ketika kemarau tak ada air. Kenapa? Karena hujan tidak disimpan seperti di negara Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun