Allah Menggerakkan Hati Fulan
Dan siapakah yang mampu menggerakkan hati, tangan dan langkah Fulan yang kemudian memiliki keyakinan untuk menjual semua sayuran itu hari itu. Iya, beliau menjual semua sayurnya bukan kepada manusia, melainkan kepada pemilik rezeki pencipta manusia.Â
Di tutupnya portal berita seketika itu juga, dan dengan mantap ia berkata "Wahai Allaah aku akan jual semua sayuran ini kepadaMu, jika semua pasar tak mampu membeli dengan harga yang pantas. Aku yakin hanya Engkaulah yang sanggup membayar dengan harga terbaik. Akan aku panen semua sayuran ini dan aku akan antarkan pada mahlukMu yang membutuhkannya.Â
Aku mohon ya Allaah terimalah amal kami." seru Fulan sambil berderai airmata.
Matahari belum terlalu tinggi. Â Hari itu ramadhan hari ke 26, besok hari ke 27. Pada waktu dhuha Fulan mengantarkan satu gerobak penuh sayur ke pesantren disekitar tempat tinggalnya.
"Ambillah, semua sayuran ini sudah dibayar, saya hanya diminta mengantarkannya ke sini" jawab Fulan ketika ditanya berapa harga semua sayur tersebut.
Selanjutnya diantar ke RS, ke puskesmas, ke mesjid ,ke kampung pemulung, ke tetangga tetangga, yang mampu apalagi yang kurang mampu, ke rumah para assatidz ,sampai ke balai desa.
Menjelang magrib baru selesai prosesi kurir sayuran dikerjakan.
Selepas shalat magrib dan berbuka, badan Fulan terasa amat kelelahan, kakinya pegal, sakit semua. Namun entah bagaimana hatinya bahagia, tak ada sedih, tak ada khawatir,tak ada penyesalan atas "kekonyolan", yang ia kerjakan bersama keluarganya seharian itu.
Sore itu entah ratusan perut yang terisi dengan menu sayuran yang sehat, dan setiap pemilik perut tersebut berdoa dan bersyukur kepada Allaah. Doa mereka hampir sama "Semoga Allah , membalas kebaikan siapapun yang memberi sayuran ini dengan kebaikan dan keberkahan yang berlimpah".
Barangkali itulah asbab ketenangan jiwa yang dirasakan Fulan.