Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Permasalahan Lingkungan Hidup Indonesia dan Dunia

23 November 2019   10:58 Diperbarui: 23 November 2019   11:09 5380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan hidup.co

Bismillah, Alhamdulillah, Allahummashaliala Muhammad

Ketika kita merenung sejenak tentang kondisi lingkungan hidup di Indonesia dan dunia, maka kita akan teringat dan terbayang banyak hal. Hal yang nampak dalam pikiran kita adalah pencemaran, kekumuhan, kekurangan air, banjir, sampah, kebakaran hutan dan lahan, serta penderitaan anak manusia.

Sejumlah pertanyaan muncul di benak ini antara lain, apakah pemimpin tidak bekerja mengarahkan rakyatnya untuk mengelola lingkungan di wilayahnya? Permasalahan lingkungan apa saja yang sedang dan akan selalu terjadi? Apakah telah terjadi keserakahan para pemilik modal untuk merusak bumi? Apakah kemiskinan menyumbang kepada kerusakan dan pencemaran lingkungan? Adakah usaha terpadu untuk mengelola permasalahan lingkungan? Apakah sistem pendidikan kita tidak mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang peduli dan berwawasan lingkungan? Adakah konsep pengelolaan permasalahan lingkungan yang bisa diterapkan.

Maka mari kita mulai jawab pertanyaan-pertanyaan itu. Pemimpin dari pusat sampai ke daerah bahkan sampai ke RT, RW dan lurah atau kepala desa, tidak pernah fokus untuk mengarahkan rakyatnya tentang pengelolaan lingkungan di wilayah mereka masing-masing. Banyak penyebabnya. Tetapi yang paling dominan adalah ketidakmampuan mereka menangani permasalahan yang banyak dan pendekatannya bukan proaktif tapi reaktif. 

Sebagai misal sampah. Di setiap kota, desa dan wilayah yang difikirkan adalah bagaimana membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) bukan bagaimana mengedukasi masyarakat bagaimana mengelola sampah menerapkan 4R (reuse, reduce, recycle, recovery). 

Sejumlah permasalahan lingkungan dijumpai di seluruh dunia saat ini dan terkhusus di Indonesia. Permasalahan sampah masih menempati urutan pertama. Banjir menyusul jadi masalah nomor dua. Pencemaran badan air seperti sungai, danau dan laut ada di peringkat ketiga. Pemanasan global ada diperingkat selanjutnya terbukti dengan tenggelamnya pulau-pulau dan kota-kota di dunia. Pencemaran udara menjadi langganan tahunan ada di peringkat kelima. Peringkat selanjutnya adalah rusaknya ekosistem laut. Diikuti oleh sulitnya air bersih. Lalu, kerusakan hutan ada diperingkat ke delapan. Abrasi pantai ada di peringkat ke sembilan. Dan, pencemaran tanah ada di peringkat ke-10.

Apakah keserakahan oleh pemilik modal dan pemilik teknologi punya andil dalam kerusakan dan pencemaran lingkungan? Jawabnya iya. Pemilik modal dan teknologi telah membangun kebun yang luas di banyak negara, pemilik modal dan teknologi telah membangun gedung-gedung dan bangunan di atas gunung, di laut, di dataran rendah, di persawahan, rawa, sungai dan bawah tanah.

Pemilik modal dan teknologi telah mempekerjakan anak manusia untuk banyak jenis pekerjaan mulai dari yang hal sampai yang haram, mulai dari yang tanpa resiko terhadap kesehatan hingga yang sangat beresiko. 

Pemilik modal dan teknologi telah menggali perut bumi, telah menyebabkan polusi radiasi, polusi gelombang elektromagnetik, polusi tanah, polusi air, polusi udara dan sebagainya. Bahkan pemilik modal dan teknologi telah menyebabkan terjadinya keracunan makanan, terjadi mutasi gen, terjadi kemandulan dan terjadi kegalauan penduduk bumi.

Selanjutnya apakah kemiskinan berperan dalam kerusakan dan pencemaran lingkungan? Jawaban pasti ada. Apakah ada pendekatan terpadu dalam pengelolaan lingkungan? Jawabannya ada. Apakah sistem pendidikan kita belum mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang peduli dan berwawasan lingkungan? Jawabnya jauh panggang dari api.

KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN

Jika kekayaan menghasilkan manusia yang bermata dua yakni bisa memperbaiki lingkungan tetapi bisa juga merusak lingkungan. Maka kemiskinan juga serupa. Kemiskinan bisa mengurangi kerusakan lingkungan tetapi ternyata bisa merusak lingkungan.

Kemiskinan ternyata menjadi penyebab tidak berdayanya manusia sehingga tidak mampu memperbaiki lingkungan. Sampah berserakan, air limbah tak terkelola dengan baik, berak sembarangan, lingkungan jadi kumuh. Itu semua karena kemiskinan.

Rusak dan tercemarnya lingkungan terjadi akibat kemiskinan dapat dilihat di negara-negara seperti India, Indonesia, Pakistan, Miyanmar dan negara-negara Afrika.  Buang air besar sembarangan terjadi di negara-negara miskin seperti India dan Indonesia. Demikian juga akibat kemiskinan penduduk membakar lahan sehingga terjadi kerusakan lahan dan polusi udara.

PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN

Pendidikan mestinya dirancang sebagai mesin pencetak manusia yang peduli dan punya wawasan lingkungan.  Hanya kritik tajam sering dikemukakan oleh masyarakat luas bahwa ternyata pendidikan di negara kita dari tingkatan sekolah rendah sampai ke perguruan tinggi tidak banyak yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. 

Banyak yang menyalahkan kurikulum, ada juga yang menyalahkan porsi praktek yang lebih sedikit dibanding teori. Ada juga yang menyalahkan guru dan dosen yang tidak memberikan contoh tentang kepedulian kepada lingkungan.

Kritik membangun dari masyarakat yang menganggap rendah sistem pendidikan kita harus diakui dan diterima dengan lapang dada. Perbaikan mesti diarahkan kepada capaian mata pelajaran dan atau mata kuliah di sekolah dan perguruan tinggi kita. 

Selama ini mata pelajaran dan atau mata kuliah diarahkan agar murid atau mahasiswa dapat mengetahui pengelolaan lingkungan. Mestinya, capaian mata kuliah diarahkan kepada menjadikan murid dan atau mahasiswa mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Untuk mendukung keberhasilan dan pencapaian mata pelajaran atau mata kuliah menjadikan murid  dan/atau mahasiswa mampu mengelola lingkungan diperlukan kelengkapan dan iklim pembelajaran yang memadai. Praktek pengelolaan sampah 4R mesti ada di setiap sekolah atau kampus.

PENDEKATAN TERPADU

Pendekatan terpadu dalam pengelolaan lingkungan hidup itu mestinya merupakan keterpaduan antara pendekatan manajemen proaktif dan manajemen reaktif. Manajemen proaktif dilakukan sebelum terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sementara manajemen reaktif dilakukan sesudah terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Manajemen pengelolaan lingkungan proaktif maupun reaktif dimulai dengan menyelaraskan semua penggunaan ruang wilayah yang tepat. Semua kegiatan penggunaan ruang harus dikelola dampak terhadap lingkungan. Baik dampak positif maupun dampak negatif.

Upaya pemantauan lingkungan juga dilakukan secara terus menerus untuk melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang bijak. Berdasarkan hasil kajian dampak yang wajib dikelola akan terpantau dengan baik. 

Edukasi, advokasi, promosi dan rehabilitasi lingkungan mesti dilakukan oleh para pihak dengan semangat yang adil dalam kemakmuran dan makmur yang berkeadilan.

Pembagian pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya strategis oleh negara dan oleh perusahaan negara maupun swasta mesti dilakukan dengan menganut asas keadilan. Selama ini pembagian hasil tambang berupa minyak, gas, barang tambang belum proporsional antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Akibatnya daerah hanya kebagian limbahnya saja. Debu, banjir dan kekeringan masih menghantui daerah penghasil. Yang memilukan adalah rakyat yang menambang batubara, timah dan emas dianggap penambang ilegal. Sementara yang mendapat izin negara dianggap legal. Padahal rakyat adalah pemilik sah negara kita yang tercinta ini. Semoga ke depan negara kita semakin baik. Aman jadi tempat tinggal dan rakyat makmur dan sejahtera. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun