Cerita dan nasehat
Kapan saja termasuk lagi makan ayah saya banyak cerita tentang orang hebat orang besar di mata ayah. Beliau banyak cerita tentang presiden Siekarno dan Soeharto. Beda lain dengan kakek saya Merinsan. Dengan kakek dan nenek ini saya banyak menghabiskan waktu libur jika libur kuliah atau sekolah. Kakek banyak cerita tentang para nabi, orang soleh dan perjalanan hidup beliau waktu zaman penjajahan dan merantau di negeri orang.
Menjalani hidup berumah tangga
Saya menikah dengan seorang gadis yang berprofesi sama dengan saya yakni asisten dosen, Nurhayati Damiri. Ketika saya memperoleh tugas belajar dia saya ajak dan minta dia berhenti dari CPNS dosen untuk menghindarkan berbohong. Modusnya: ikut suami sambil kuliah dengan biaya sendiri.
Nanti fikir saya kala itu, setelah tamat saya bisa ijinkan untuk bekerja kembali. Ternyata benar setelah kembali ke tanah air, istri saya bisa jadi dosen kembali padahal saat itu lagi moratorium PNS. Semua adalah atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa.
Beasiswa hanya untuk 1 orang
Ketika saya sekolah di Inggeris saya nekad membawa anak istri padahal beasisea hanya untuk 1 orang. Dalam hati saya anak istri saya ada rezeki dari Allah bukan dari saya apalaghi dari beasiswa.Â
Bagi teman yang membawa anak istri itu memang ada beasiswa dari negara mereka atau dari instansi tempat mereka bekerja. Saya masih memakai prinsip "atas berkat rahmat Allah".
Saya jadi GB
Pada tahun 2001 saya jadi GB di kampus saya. Kehidupan keluarga saya mulai membaik karena jabatan itu membawa sejunlah rahnat Allah.  Demikian juga istri saya sejak pulang  ke tanah air terus secara pelan tapi pasti melanjutkan sekolah.Â
Pertama ke S2 lalu ke S3 dalam kurun waktu 12 tahun. Selanjutnya 8 tahun setamat S3 dua memperoleh kesempatan untuk memperoleh jabatan sebagai GB juga. Pada saat itu saya sudah tidak lagi bekerja di kantor di mana dia bekerja. Lagi-lagi semua terjadi atas berkatbrahmat Allah.