Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua dalam Kehidupan Kita Terjadi Atas Berkat Rahmat Allah

19 Agustus 2021   03:36 Diperbarui: 19 Agustus 2021   06:49 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita dan nasehat

Kapan saja termasuk lagi makan ayah saya banyak cerita tentang orang hebat orang besar di mata ayah. Beliau banyak cerita tentang presiden Siekarno dan Soeharto. Beda lain dengan kakek saya Merinsan. Dengan kakek dan nenek ini saya banyak menghabiskan waktu libur jika libur kuliah atau sekolah. Kakek banyak cerita tentang para nabi, orang soleh dan perjalanan hidup beliau waktu zaman penjajahan dan merantau di negeri orang.

Menjalani hidup berumah tangga

Saya menikah dengan seorang gadis yang berprofesi sama dengan saya yakni asisten dosen, Nurhayati Damiri. Ketika saya memperoleh tugas belajar dia saya ajak dan minta dia berhenti dari CPNS dosen untuk menghindarkan berbohong. Modusnya: ikut suami sambil kuliah dengan biaya sendiri.

Nanti fikir saya kala itu, setelah tamat saya bisa ijinkan untuk bekerja kembali. Ternyata benar setelah kembali ke tanah air, istri saya bisa jadi dosen kembali padahal saat itu lagi moratorium PNS. Semua adalah atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa.

Beasiswa hanya untuk 1 orang

Ketika saya sekolah di Inggeris saya nekad membawa anak istri padahal beasisea hanya untuk 1 orang. Dalam hati saya anak istri saya ada rezeki dari Allah bukan dari saya apalaghi dari beasiswa. 

Bagi teman yang membawa anak istri itu memang ada beasiswa dari negara mereka atau dari instansi tempat mereka bekerja. Saya masih memakai prinsip "atas berkat rahmat Allah".

Saya jadi GB

Pada tahun 2001 saya jadi GB di kampus saya. Kehidupan keluarga saya mulai membaik karena jabatan itu membawa sejunlah rahnat Allah.  Demikian juga istri saya sejak pulang  ke tanah air terus secara pelan tapi pasti melanjutkan sekolah. 

Pertama ke S2 lalu ke S3 dalam kurun waktu 12 tahun. Selanjutnya 8 tahun setamat S3 dua memperoleh kesempatan untuk memperoleh jabatan sebagai GB juga. Pada saat itu saya sudah tidak lagi bekerja di kantor di mana dia bekerja. Lagi-lagi semua terjadi atas berkatbrahmat Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun