Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kumenangis di Ujung Surat An-Nahl

4 Mei 2021   05:42 Diperbarui: 4 Mei 2021   09:42 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Ramadhan ini saya mencoba mendekati Allah dengan berbagai cara yang saya mampu dan senang mengerjakannya. Salah satunya adalah dengan solat malam di masjid dekat rumah kami, di komplek perumahan kami, di kota Palembang. Membaca alquran dalam shalat sungguh punya pengalaman rohani tersendiri. 

Membaca alquran dalam shalat

Membaca alquran dalam shalat jika dilakukan dengan tartil memang enak, khusuk, dan punya sentuhan kepada hati. Beberapa ayat memang sudah difahami artinya sehingga pesan Zat pembuat jagad raya ini sering hadir kepada hati kita ketika kita membacanya dengan hati. Membaca alquran  dengan hati dilakukan dengan tanpa menggunakan tenaga kita tetapi dengan kekuatan yang Allah anugerahkan kepada kita. Jangan merasa kita ada kekuatan, jangan merasa kita punya apa-apa. Rasakan bahwa kala membaca alqurqn itu bacaan kita terakhir.

Pada waktu ada ayat tentang siksaan untuk orang yang ingkar maka hati menjadi takut, sedih dan galau. Jangan-jangan yang sedang membaca ini adalah salah satu orang yang akan disiksa sesuai yang dinukilkan oleh ayat-ayat alquran tersebut.

Dalam situasi lain ada ayat alquran yang menjanjikan balasan yang super dahsyat yakni surat yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, surga yang penuh kenikmatan. 

Betapa indahnya, senangnya dan beruntungnya oramg yang masuk surga.Tetapi pada saat itu kita malu karena jangan-jangan timbangan pahala kita masih jauh di bawah timbangan dosa-dosa kita.

Hanya sebagai manusia yang lemah dilakukan juga bisik-bisik pada Allah agar Dia tidak memasukkan hamba ke neraka dan dijauhkan dari murka dan azab Allah swt. Itulah sebabnya kita perlu mengagungkan Allah ketika tanda-tanda kebesaran sedang kita baca.

Sindiran Allah

Penulis merasa tidak pede apakah kita akan termasuk dalam kategori yang tercantum dalam banyak ayat tentang balasan Allah untuk orang beriman  dan  beramal soleh. Ayat terakhir suratAn-nahl jelas memberi tahu bahwa Allah akan bersama dengan orang-orang yang bertaqwa dan orang yang yang berbuat  kebaikan. Kenapa tidak pede? Karena penulis malu. Penulis jauh dari kata taqwa tetapi yang tepat adalah kadang-kadang taqwa. Penulis juga tidak termasuk orang-orang yang berbuat baik tetapi yang pas adalah orang yang kadang berbuat baik.

Membandingkan dengan contoh

Contoh dalam hidup kita ini antara lain adalah para nabi,  orang tua, guru, orang soleh dll. Namun ketika membaca alquran maka tanpa sengaja punya kesempatan membandingkan diri kita dengan para nabi dan rasul. Bagaimana ketaqwaan dan akhlak mereka yang sungguh mulia memberi gambaran bagaimana akhlak kita, ketaqwaan kita yang sesungguhnya.

Ketika membaca ayat-ayat tentang nabi Ayub maka kita jadi kecil. Kenapa? Karena nabi Ayub tidak meminta kesembuhan penyakitnya selama 18 tahun sakit parah. Mengapa? Karena Ayub sudah merasakan nikmat sehat selama 50 tahun  sebelum dia jatuh sakit. Demikian ketika diuji jadi orang miskin, nabi Ayub juga tidak mengeluh karena dia selama ini termasuk orang paling kaya. Ketika 12 anaknya meninggal semua dia tidak mengeluh karena semua anaknya itu hanyalah titipan Allah Yang Maha Kuasa.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun