Mohon tunggu...
Gani Islahudin
Gani Islahudin Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Baca aja dulu, opini belakangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Napak Tilas Peran Pemuda dan Bagaimana Mewujudkan Pemuda yang Berpikir Saat Ini

31 Agustus 2023   14:08 Diperbarui: 31 Agustus 2023   14:24 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktif mengakomodir keresahan masyarakat, aktif memberi bantuan hukum bagi masyarakat yang terjerat kasus pidana. Aktif demonstasi terkait tanah adat yang dirampas oleh korporasi.

Dan diakhir tahun 2019 dan tahun 2020 ini kita melihat bagaimana pemuda kini menemukan arah terjangnya untuk berdemontrasi, berkumpul dan berteriak dalam satu suara, menerikan keadailan.

Berkumpul dalam satu sumpah, yaitu sumpah Mahasiswa. Kini, pemuda yang telah lama hilang dalam panggung politik kita, akhir telah kembali mewarnai perpolitikan bangsa ini. Yaitu politik akal sehat, politik yang meluap-luap disertai dengan aksi yang bertumpu pada teori yang mereka pelajari diruang-ruang diskusi. Kini, kegairahan politik di kalangan pemuda mulai tumbuh. Akankah ini tetap terjaga?

Ketika segelintir pemuda terjerumus di dalam sebuah dunia modern, terjebak dalam kerja yang tiada henti-hentinya, keringat diperas habis oleh para Kapitalis. Berebut kursi, memakai kerah putih dengan sepatu mengkilat tetapi diluar sana ada pemuda yang masih sadar akan perannya sebagai ujung tombak perubahan. Mereka lah sesungguhnya pemuda yang berpikir.

Namun kita tidak dapat dipungkiri hari terus berganti, bulan terus berganti dan zaman terus berjalan, sifat-sifat pemuda pun ikut berubah. Perubahan memang sangatlah cepat, menggilas apa saja yang ada di depannya.

Siapa yang tak bisa beradaptasi akan habis digilas oleh perubahan. Ya, satu-satunya yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Bagaimana seharusnya pemuda mengisi dan beradaptasi dengan perubahan? Perubahan adalah suatu yang mutlak. Setiap zaman punya wordlview-nya sendiri-sendiri.

Punya ruhnya sendiri-sendiri. Jika zaman Yunani kuno kita kenal dengan cara pandang kosmosentris, era abad tengah, kita kenal dengan cara pandang teosentris, di zaman moderen kita kenal dengan cara pandang, antroposentris.

Bagaimana dengan abad 21 ini? Pemuda hari ini terkesima oleh perkembangan teknologi yang begitu cepat. Berlomba-lomba menjadi seorang YouTuber dan selebgram dengan berbagai macam konten yang mereka usung. Dari yang konten sampah hingga yang bermanfaat.

Dari yang pamer harta hingga pamer kedermawanan. Dari yang prank hingga membuka aurat. Inilah wajah zaman ini. Zaman dimana berpikir tak lagi diandalkan tapi kebodohan terus dipertontonkan.

Lalu bagaimana mewujudkan pemuda yang berpikir ditengah gempuran teknologi dan gempuran tontonan sampah saat ini? Bangunlah blok solidaritas dimana saja, di kampung-kampung dan isilah dengan diskusi-diskusi tentang isu-isu sosial dan politik.

Di blok solidaritas inilah tempat membangun kelompok-kelompok kecil yang kritis untuk melawan hegemoni budaya. Pengaruhi rekan-rekan sejawat kita agar mencintai aktivitas membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun