Bangsa ini hanya bisa terjaga dan utuh jika ada pengikat. Satu kesepakatan yang dipegang erat oleh pemuda Indonesia saat itu. Kecerdasan mereka melampaui jauh kita hari ini yang dimanjakan dengan berbagai macam akses untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Tidak bisa di kesampingkan bahwa peran pemuda dalam sejarah bangsa Indonesia diawali dengan geraka pemuda seluruh nusantara, mereka membentuk sebuah kongres dan berikrar untuk mewujudkan Indonesia yang beradab. Yang kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Pada tahun 1945, ketika penjajah takluk dari sekutu, para pemuda atau golongan muda Indonesia bergerak cepat untuk memerdekakan Indonesia dengan cara menculik Bung Karno dan Bung Hatta, memaksa kedua bapak proklamator untuk cepat-cepat memproklamasikan Indonesia merdeka. Dalam upaya tersebut banyak tokoh-tokoh pemuda yang berperan, termasuk Wikana.
Bung Karno muda, Bung Hatta muda, Tan Malaka muda dan Sjahrir muda, mereka telah berupaya mewujudkan Indonesia yang merdeka dan berdikari. Sejak mereka masih muda, mereka aktif dalam berbagai gerakan dan diskusi-diskusi bagaimana mewujudkan Indonesia merdeka.
Pikiran-pikiran mereka dipenuhi dengan ide-ide besar tentang Indonesia. Mereka kerapkali beradu argumen dan silang pendapat dan itulah memang ciri-ciri pemuda. Kepala mereka penuh dengan isi buku yang mereka baca, tidak hanya itu mereka juga menulis sebagai upaya menyebar luaskan apa yang ada dipikiran mereka.
Mereka berkutat dengan ide-ide filsafat, sastra kelas berat, analisis sosialnya tajam, imajinasi mereka tinggi, tangan mereka ringan mengetik. Mereka tidak membaca satu jenis buku, tetapi ribuan buku mereka senggamai setiap saat. Tak perlu lagi diceritakan, bagaimana gilanya bapak bangsa kita dengan buku.
Sejak kemerdekaan Indonesia, peran pemuda semakin menggeliat dalam upaya berkontribusi mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Bebas dari imprealisme dan kolonialisme yang telah lama mengkungkung Indonesia.
Pikiran-pikiran bertebaran di ruang-ruang publik, di kelas-kelas, di kedai-kedai kopi. Adu argumen, diskusi hingga turun aksi mewarnai langkah perjalan bangsa ini. Pemuda tak pernah diam. Mereka selalu terlibat aktif dalam isu-isu sosial dan politik. Mengambil peran paling depan adalah hal yang kerapkali kita lihat.
Di tangan pemuda, rezim Orde Lama jatuh dan kita kenal sebagai gerakan 66 yang di pelopori oleh pemuda yang bernama Soe Hok Gie, setelah lengsernya Soekarno dan diganti oleh Soeharto (orba) selama 32 tahun, lagi-lagi pemuda tidak tinggal diam.
Mereka meneriakkan keadilan dan mereka juga meneriakkan reformasi untuk melengserkan rezim Soeharto dan akhirnya tumbang di tangan pemuda.
Sejak lengsernya rezim Soeharto. Kini, hanya tampak segelintir pemuda yang berkeinginan besar, yang masih aktif terlibat dalam gerakan-gerakan mahasiswa. Aktif terjun kelapisan masyarakat yang paling bawah.