Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Harus Melawan Fiji?!

2 September 2017   10:33 Diperbarui: 2 September 2017   12:24 3291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Asia Tenggara, hanya tingga negara yang berada di bawah Indonesia, yaitu Kamboja (176), Brunei Darussalam (188), dan Timor Leste (196). Sementara negara Asia Tenggara yang mengangkangi timnas adalah, Singapura (171), Laos (170), Malaysia (166), Myanmar (157), Vitenam (134), Thailand (130), dan Filipina (127).

Sungguh memiriskan hati, tatkala timnas tercecer, hasil SEA Games juga memilukan. Pertanyaanya, kapan para pemimpin kita memerhatikan sektor olahraga dan sepak bola? Zaman Presiden Soeharto, posisi ke-2 SEA Games saja merupakan aib. Kini, posisi ke-5, pemimpin kita biasa-biasa saja.

Dari dulu, timnas kita termasuk raja bersama Thailand, tapi sekarang, penggawa Garuda hanya mampu bertengger di atas Kamboja, Brunei, dan Timur Leste.

Bila pemimpin kita bermimpi, timnas Indonesia dapat meraih posisi empat besar di Asian Games 2018 saat kita menjadi tuan rumah, dan tim Asian Games Indonesia juga dapat meraih minimal 10 emas, tengok dulu keberadaan lawan-lawan kita di Asia Tenggara!

SEA Games kita hanya dapat posisi ke-5, sementara timnas hanya posisi ke-3. Nah, siapa lawan-lawan di Asian Games nanti? Apakah kurun waktu tidak lebih dari 1 tahun dapat menyulap atlet-atlet kita menjadi superman/superwomen? Belum lagi, kendala pendanaan juga menjadi hambatan, bahkan para pelatih dan atlet kita masih belum terbayarkan honor/gajinya.

Pendaanaan lain

Tunggakan honor/gaji atlet dan pelatih kita ternyata menjadi bumerang atas prestasi olahraga nasional. Jelas ini berbanding lurus. Apakah pemerintah malu? Bukankah di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat? Nyatanya, keterpurukan atlet kita dalam SEA Games Malaysia, apakah mengindikasikan kebenaran bahwa atlet kita tidak sehat, karena jiwanya tidak kuat? Atau para pemimpin kita yang tidak sehat, karena jiwanya tidak kuat/sakit?

Atas permasalahan anggaran olahraga yang memang selama ini mengandalakan RAPBN, Kemenpora meluncurkan akan adanya model pendanaan lain untuk olahraga nasional, yaitu dengan menggandeng pihak swasta termasuk rakyat.

Bila model pendanaan ini bisa lulus izin dan berjalan, apakah tidak akan mengulang kasus lama pendanaa olaraga nasional yang menuai pro-kontra dan masalah? Belum lagi akan ada banyak pihak yang mencoba mengendalikan dan memanfaatkan dana-dana semacam ini dan menjadi sarang korupsi baru?

Timnas, bermainlah dengan cerdas!

Kembali ke persoalan timnas senior yang akan melakoni laga sore nanti di Stadion Patriot Candrbahaga Bekasi, meski yang di hadapi timnas Fiji yang hanya berperingkat 181, para penggawa timnas senior jangan jemawa dan membusungkan dada dulu sebelum, benar-benar menunjukkan ke publik sepakbola nasional kalian mampu menaklukan pasukan Fiji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun