Â
  Â
- KETERKAITAN MODUL 1.1. DENGAN MODUL 3.3.
Filosofi KHD, pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Sehingga proses menuntun yang dilakukan oleh seorang guru untuk memerdekan belajar murid dalam mengelola program yang berdampak positif pada murid haruslah menitikberatkan pada keterlibatan murid dan berorientasi pengembangan potensi, mengembangkan keterampilan-keterampilan atau kepemimpinan dalam diri murid sehingga mereka bisa selamat dan bahagia serta bermanfaat bagi mereka baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Penghambaan kepada murid lebih ditekankan pada bagaimana melihat murid sebagai pribadi yang utuh dan menuntun murid sesuai kodratnya dengan mengelola program-program yang berdampak positif pada murid
- KETERKAITAN MODUL 1.2. DENGAN MODUL 3.3.
Nilai dan peran guru penggerak. Melalui nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid, diharapkan guru bisa menyusun dan mengelola program yang berdampak positif pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang harus menjadi pedoman dalam menyusun program yang berdampak positif pada murid agar kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mengembangkan kepemimpinan murid. Selain itu peran guru penggerak tidak hanya berkutat atau atau berperan sebagai pemimpin pembelajaran di kelas saja namun memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin dalam hal pengelolaan program yang yang berdampak positif pada murid di sekolah.
- KETERKAITAN MODUL 1.3. DENGAN MODUL 3.3.
Visi guru penggerak sangat berkaitan dengan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan rencana program sekolah dengan dukungan para pemangku kepentingan dalam mendukung ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid. Perencanaan yang dapat  yang dilakukan menggunakan pendekatan Inquiri Apresiatif (IA) dengan B-A-G-J-A sebagai kerangka untuk mengembangkan program sekolah yang akan kita inisiasi dengan memetakan aset/kekuatan sekolah terlebih dahulu.
- KETERKAITAN MODUL 1.4. DENGAN MODUL 3.3.
Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perwujudan budaya positif di sekolah. Budaya positif berupa lingkungan yang mendukung perkembangan murid terutama kekuatan kodrat murid. Dalam lingkungan belajar budaya positif dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter untuk mendukung terlaksananya program sekolah yang berdampak positif pada murid.
- KETERKAITAN MODUL 2.1. DENGAN MODUL 3.3. Â Â Â
Seorang pemimpin pembelajaran melakukan pembelajaran berdiferensiasi sebagai metode pembelajaran yang berpihak pada murid. Merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid tidak terlepas dari apa yang menjadi kebutuhan murid seperti kesiapan belajar murid, minat belajar, dan profil belajar murid. Berdasarkan pada pemetaan kebutuhan belajar murid menjadi dasar guru dalam mengelola program yang berdampak pada murid karena kekuatan murid yang beragam menjadi kekuatan/aset modal dalam melakukan diferensiasi program yang berdampak pada murid dan sesuai dengan kebutuhan murid.
- KETERKAITAN MODUL 2.2. DENGAN MODUL 3.3.
Merencanakan program yang berdampak pada murid  juga perlu mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) di dalamnya untuk menghasilkan kesadaran penuh (mindfulness) agar murid merasa tenang, fokus, termotivasi, berempati, dan memiliki sikap bertanggung jawab atas pilihannya. Mindfulness (kesadaran penuh) menjadi strategi pengembangan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang berdasarkan pada keberpihakan kepada murid yang berdampak positif pada murid.
- KETERKAITAN MODUL 2.3. DENGAN MODUL 3.3.
Coaching sangat dibutuhkan untuk menggali semua potensi dan memaksimalkan kompetensi kinerja murid untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan atau kendala yang ditemui atau yang dihadapi ketika melaksanakan program sekolah yang berdampak positif pada murid. Sikap kreatif, inovatif, dan kritis dari murid sangat diharapkan agar terciptanya murid merdeka belajar. Coaching memberikan kesempatan kepada murid untuk berkembang dan menggali  proses berpikir murid sehingga dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid coaching dapat digunakan sebagai strategi dalam mengembangkan potensi yang ada pada murid.
- KETERKAITAN MODUL 3.1. DENGAN MODUL 3.3. Â Â
Pemimpin pembelajaran adalah orang yang mau melakukan perubahan ke arah positif dan senang berkolaborasi sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang efektif dan efisien terkait dengan rancangan program yang ingin dilakukan sehingga keputusan tersebut harus memperhatikan 3 prinsip berpikir, 4 paradigma pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan untuk mendorong rasa percaya diri, keselamatan, dan kebahagiaan murid, dan seluruh pihak terkait dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.
- KETERKAITAN MODUL 3.2. DENGAN MODUL 3.3.
Segala kekuatan/aset atau potensi yang dimiliki sekolah ( modal manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, finansial, politik, agama dan budaya) haruslah dipetakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung dan mewujudkan program yang berdampak positif pada murid. Dengan fokus pada kekutatan/aset yang dimiliki maka perencanaan program yang berdampak positif pada murid akan cepat, tepat, dan terlaksana dengan baik.