Dalam pengaplikasiannya, sebagai seorang guru saya menyadari bahwa murid memiliki suara/kesempatan berbicara (voice), memiliki pilihan/memilih dalam tiap kesempatan (choice), dan memiliki kepemilikan (ownership) yang membuat mereka lebih bertanggung jawab jika dilibatkan dalam prosesnya. Saya semakin sadar dan percaya diri untuk membimbing murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
     Hal yang perlu saya perbaiki adalah dengan mempelajari modul 3.3. ini saya merasa harus melakukan pemetaan kebutuhan murid akan program-program sekolah yang melibatkan mereka di dalamnya, menguasai konsepnya sehingga dapat diimplementasikan dengan tepat. Penguasaan konsep saya tekankan dan saya sudah mempelajarinya dengan baik aspek suara (choice), pilihan (choice), dan kepemilikan siswa (ownership). Dengan demikian jika kita sudah menguasi dan mengimplementasikannya maka akan lahirlah program-program yang berpihak pada murid dan murid akan bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
2. APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN DARI MODUL INI?
     Intisari yang saya dapatkan dari Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid ini adalah program yang berdampak positif pada murid guna meningkatkan keberpihakan kepada murid dengan memetakan aset sekolah, mengajarkan murid mendorong kebermaknaan, komitmen dan mengimplementasikan kepemimpinan murid secara kontekstual. Dalam mengadakan program yang berpihak pada murid, hal pertama yang dilakukan adalah pemetaan kekuatan atau aset sekolah terhadap program/kegiatan sekolah. Pemetaan aset tersebut dapat dilakukan melalui analisis 7 aset atau kekuatan sekolah dan melalui tahapan B-A-G-J-A.Â
     Kepemimpinan murid (Student Agency) adalah ketika murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil dari proses belajarnya. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri maka akan terciptanya hubungan antara guru dengan murid akan mengalami perubahan hubungan menjadi bersifat kemitraan. Upaya dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan nilai positif dirinya sehingga diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan Profil Pelajar Pancasila di dalam dirinya.
     Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (Studen Agency) maka sebenarnya mereka memiliki suara (Voice), pilihan (Choice), dan kepemilikan (Ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Tugas kita sebagai seorang guru menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan mereka.
- Suara (Voice) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.
- Pilihan (Choice) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran.
- Kepemilikan (Ownership) mengacu kepada rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi seseorang dalam proses belajar.
        Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal. Lingkungan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
- Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.
- Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif, dan bijaksana.
- Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non akademiknya.
- Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
- Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok maupun golongan.
- Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
- Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.
        Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid berada dalam lintas komunitas. Murid sekaligus dapat berada pada komunitas keluarga, kelas, antar kelas, sekolah, antar sekolah, dan komunitas yang lebih luas lainya. Semua komunitas tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran murid. Komunitas-komunitas tersebut merupakan aset sosial yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah dan mempunyai peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan suara, pilihan, dan kepemilikan mereka. Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan akan memahami bahwa pada dasarnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Lewat suara (Voice), pilihan (Choice), dan kepemilikan (Ownership) inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
3. APA KETERKAITAN YANG DAPAT ANDA LIHAT ANTARA MODUL INI DENGAN MODUL-MODUL SEBELUMNYA?
 Â
 Â