Mohon tunggu...
Su Parmin
Su Parmin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

RAMAH HUMORIS CERIA PENYAYANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

**Bulan Buat Maman**

28 Desember 2014   13:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ndok, Haryati” Maman berlari memeluk Haryati. Namun tubuh Haryati lemah dan menggigil kedinginan.

“Kang Maman..masih hidup?” Suara Haryati lirih, air matanya masih menetes. Maman melihat banyak darah di kaki Haryati.

“Ndok..anak kita?” Maman tampak kebingungan.

“Kang…itu!” Suara Haryati lirih, telunjuknya mengarah ke pojok mushola. Segara Maman mengarahkan pandangannya ke sana.

“Allahu Akbar Allahu akbar, Nadia Randi” Maman mengucapkan takbir dua kali.

Di pojok mushola dia dapati Nadia dan Randi menggigil kedinginan. Dalam dekapan Nadia dan Randi ada dua bayi mungil laki-laki dan perempuan, masih ada darah dan tampak bergerak-gerak. Dalam kondisi setengah sadar, Nadia dan Randi masih melafalkan hafalan Juz Amma yang tadi malam dia perintahkan. Maman segera memeluk mereka berempat agar tidak kedinginan. Maman berjanji akan menyelamatkan Nadia, Randi, dan dua bayi kembar mungil itu, agar kelak menjadi bulan bagi negeri ini.

The End

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun