Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"The Game Changer" Itu adalah Covid-19

16 Februari 2021   01:50 Diperbarui: 16 Februari 2021   13:49 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar 2 : Pandemik Flu Spanyol di Jepang tahun 1918-1920, hak cipta Gambar dari BBC News Indonesia, 24 April 2020)

2. Munculnya Potensial Pasar Baru dan Milyuder Baru.

Dibalik musibah, pasti ada hikmah. Begitulah yang dialami bagi para pemenang dan yang bisa membaca peluang. Karena fakta membuktikan berdasar laporan majalah Forbes telah meningkat kekayaan para Milliader dollar perorangan hingga ratusan trilliun rupiah.

Berdasar laporan resmi majalah tersebut 31 Desember 2020 the Most Notable New Billionaire 2020, tercatat bahwa sektor-sektor yang mengalami kenaikan permintaan omset dagang serta keuntungan adalah pengusaha sektor medik (vaksinasi ) baik pengusaha dari pabrikan Moderna, Pfizer yang memiliki potensi keuntungan hingga milliaran dollar Amerika, sarung tangan dan masker medik, sektor E-commerce, Daring, serta metode pembayaran E-Payment.

Di masa pandemi ini sebenarnya yang terjadi adalah pengalihan kekayaan atau aset ekonomi negara-negara di dunia ke sektor kesehatan dan segala sesuatu yang bisa menunjang aktivitas serta kehidupan manusia dalam keseharian di masa pandemi.

Seperti misalnya dalam penganggaran APBN tahun anggaran 2020-2021, banyak sekali program-program yang telah direncanakan sebelum pandemi terjadi, akhirnya terpaksa di relokasi atau dialihkan ke sektor kesehatan dan dampak lanjutan pandemik, yaitu upaya penanggulangan covid-19, bantuan sosial beserta dampak sosial ekonominya, serta menjaga daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Rencana pembangunan nasional yang dialokasikan dan direncanakan sebelum wabah pandemik covid-19 baik dari sektor pertahanan, keamananan, infrastruktur, pembangunan daerah tertinggal dan perbatasan, pencapaian target ekonomi nasional, kesejahteraan, pengembangan IPTEK, pariwisata, olahraga, pendidikan serta pembangunan sektor-sektor BUMN agar bisa bersaing dengan kompetitor global atau regional terpaksa harus dikurangi mata anggarannya. 

Pengurangan mata anggaran mungkin tidak terlalu berasa bagi aktivitas ekonomi bagi masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, situasi menjadi sangat berbeda bagi masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian di bidang yang berhubungan langsung/interaksi dengan masyarakat atau khalayak ramai, seperti pedagang asongan, makanan kaki lima, perias pengantin, dekorasi, wedding organizer, serta pegawai harian lepas sektor wisata.

Bukan berkaitan dengan menerima bantuan atau sumbangan saja, tapi yang lebih penting adalah kebijakan PPKM/PSBB dalam jangka waktu hampir satu tahun, akan sangat memukul harapan masyarakat kecil yang menggantungkan asanya di sektor UMKM. Karena sektor tersebut mayoritas beraktivitas pada pukul selepas habis kerja (pk 17.00 sd tengah malam).

Bahkan, akibat wabah yang belum selesai di masa pandemi sekarang, jumlah personel yang menjadi pembeli dibatasi (karena ditakutkan membuat kerumunan) serta waktu operasional hanya sampai dengan pk 19.00. Mengakibatkan munculnya anekdot di kalangan masyarakat yaitu "Dilarang mencari rejeki apalagi di malam hari, karena sangat membuat frustasi". Begitulah mayoritas komentar pelaku usaha kaki lima, asongan, dan warung kopi malam hari.

Di sisi yang lain, bagi perusahaan waralaba yang siap dalam menghadapi pandemi, terutama yang memanfaatkan teknologi aplikasi, daring, serta memiliki basic capital atau teknologi bisnis yang menyesuaikan zaman mendulang keuntungan yang signifikan. Bisa kita lihat secara global, melansir Business Insider, Jakarta, Minggu (3/1/2020), kekayaan CEO Amazon Jeff Bezos dan CEO Tesla Elon Musk mengalami kenaikan hingga US$217 miliar atau setara Rp3.059 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun