Mohon tunggu...
Sunardi
Sunardi Mohon Tunggu... Guru - Saya suka menulis dan fotografi

Asal Bondowoso, Kota Tape. Sedang belajar hidup. Blog pribadi www.ladangcerita.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjemput Jodoh di Kampung Bidadari

26 Februari 2016   15:07 Diperbarui: 27 Agustus 2020   08:18 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Entahlah."

"Oke oke. Kuajak kau ke kampung paling puncak. Banyak orang bilang, gadis-gadis di sana mulus-mulus kayak bidadari."

Habis sarapan Alfin mengajak Dicky ke rumah pak de-nya. Beliau ahli perdukunan, termasuk ahli memberi petunjuk arah agar mendapat rizki atau agar cepat nemu jodoh. Dicky tidak tahu kalau Alfin masih percaya perdukunan. "Jam 10 yang pas buat cari jodoh ke arah barat daya," kata pak de-nya Alfin.

Tepat jam 10 mereka berangkat. "Langsung ke SMA 1 Wringin, Fin," pinta Dicky.

"Mau cari anak SMA?"

"Ayo sudah."

Setelah melalui jalanan yang berliku-liku, akhirnya mereka tiba juga di SMA 1 Wringin. "Ke warung depan itu," pinta Dicky. Kebetulan sedang sepi warungnya.

"Makan apa?" tanya ibu penjaga warung.

"Mau cari jodoh, Bu," kata Alfin, keceplosan. "Eh, salah. Soto aja, Bu."

"Kalau masih mau tungangan, banyak siswi yang cantik," kata ibu penjaga warung. "Kalau mau langsung nikah, juga banyak guru muda sekarang. Sebentar lagi pas istirahat sholat duhur biasanya banyak guru ke sini."

Dicky senang sekali mendengarnya. "Ibu kenal sama guru-guru di sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun