Dengan tingkat literasi keuangan yang relatif rendah, maka bukan tidak mungkin fenomena atau perilaku doom spending bisa bertumbuh pesat di Indonesia. Gejala-gejalanya pun sudah mulai tampak di berbagai platform digital dan platform media sosial. Â
Literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan setiap individu.
Beranjak dari makna, maksud dan tujuannya, untuk dapat mengantisipasi pertumbuhan perilaku doom spending, masyarakat terutama generasi yang mudah terkontaminasi oleh fenomena doom spending perlu dan harus diarahkan pada pengetahuan, pemahaman, pembekalan dan penguasaan mengenai literasi keuangan atau finansial.
Setelah mengetahui, memahami, membekal dan menguasai literasi keuangan atau finansial, bagi masyarakat nantinya, literasi keuangan atau finansial akan memberikan manfaat yang besar, seperti:
1. Mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan.
2. Memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik.
3. Mampu bertanggung jawab pada keputusan keuangan yang diambil.
4. Terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas.
5. Mampu memahami bahwa dengan mengelola keuangan atau finansial secara baik dan benar tidak ada yang perlu ditakuti atau dicemaskan terhadap ancaman ekonomi, inflasi atau masa depan.
Atasi Doom Spending dengan Reedom Spending Therapy
Bagi sejumlah orang yang merasa bahwa dirinya telah telanjur terkontaminasi perilaku doom spending, berupaya untuk menguasai literasi finansial bukanlah cara yang tepat untuk mengatasinya.