Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Medvab": Strategi Berengsek dalam Upaya Meraih Cuan di Generasi Topping

23 April 2024   10:15 Diperbarui: 23 April 2024   10:19 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sekian banyak penelitian tentang cara kerja otak dalam pengambilan keputusan, keseluruhannya mengarahkan pada simpulan bahwa otak merupakan eksekutor atas keputusan-keputusan yang diambil. Sehingga berdasarkan temuan sistem 1 dan sistem 2, kecenderungan diambilnya keputusan yang dipilih oleh sang eksekutor ini, paling dominan dilakukan oleh sistem berpikir cepat (sistem 1). Dan oleh karena kedua sistem tersebut merupakan bagian dari akalbudi, dominasi sistem berpikir cepat dalam melakukan eksekusi tentu dipengaruhi oleh akalbudi itu sendiri dan/atau virus yang telah menjangkitinya.      

Sekira tahun 2004, saya pernah melakukan percobaan medvab pada sebuah forum online yang topiknya seputar eksploitasi wanita. Forum itu didominasi oleh kaum laki-laki. Terbaca dari nama-nama akun, topik obrolan dan apa yang ingin mereka dapatkan di forum tersebut. Keinginan mereka tertuju pada eksploitasi kecantikan, kemolekan tubuh dan seks. Saat itu saya masuk dengan akun wanita dan memosisikan diri sebagai sumber informasi.

Kepada mereka saya lempar umpan dengan tawaran informasi berupa daftar wanita yang bisa dihubungi dan ditindaklanjuti. Saya informasikan bahwa daftar wanita yang akan saya berikan adalah valid. Syaratnya cukup mengirimkan kode nomor voucher pulsa minimal Rp 25.000 untuk tiga nomor valid. Hasilnya tanpa diduga, hanya dalam dua hari saya mendapat pemasukan nilai pulsa sebesar Rp 400.000. Angka yang terbilang cukup besar pada tahun itu untuk nominal nilai pulsa.

Air keruh mewakili keadaan akalbudi (inside world) yang kacau, kalut tetapi mudah dibuat manut karena telah terinfeksi virus akalbudi yang tidak mampu dikendalikan.  Kecantikan, kemolekan tubuh dan seks adalah bagian dari informasi yang sekaligus dorongan dari dalam diri paling klasik yang seringkali terendap di akalbudi yang telah terinfeksi dan pada umumnya menyerang benak laki-laki serta sulit dikendalikan. Maka ketika diberikan umpan terkait objek yang bisa memenuhinya, keputusan cepat segera diambil tanpa berpikir akibatnya. Begitupun dengan indikasi yang terjadi pada kasus beli hard disk online dapat gambar saja, informasi sekaligus dorongan dari dalam diri tentang harga murah dan merk ternama dari hard disk tersebut telah mengendap di akalbudi yang terinfeksi sehingga deskripsi yang tertulis 'hanya gambar saja' di toko 'PC Seller', terabaikan.

Namun pada prinsipnya, tidak semua strategi medvab oleh para medvabur diterapkan dengan manipulasi atau cara-cara curang sebagai salah satu strategi berengsek dalam upaya meraih cuan. Banyak medvabur yang masih melakukan proses medvab murni dengan mengambil cuan tanpa sengaja memanipulasi atau berbuat kecurangan yang bisa mendatangkan kerugian bagi konsumen atau netizen. Strategi medvab yang mereka terapkan tetap berada pada koridor yang benar, mengambil cuan dengan memerhatikan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan atau keperluan konsumen atau netizen atas umpan yang dikirimkan, ditampilkan, disajikan atau dipasang. Sebab tidak semua virus akalbudi membelokkan arah kualitas hidup manusia 

Akhirnya, untuk bisa terhindar dari strategi medvab yang manipulatif atau mengandung unsur kecurangan, yang perlu dilakukan oleh para konsumen atau netizen adalah senantiasa mengupayakan pikirannya dalam kondisi nalar kritis atau selalu memosisikan dirinya sebagai konsumen atau netizen yang tidak rabun umpan.   

***

Referensi

Brodie, Richard. 2005. Awas! Virus Akalbudi Ganas. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Calne, Donald. B. 2004. Batas Nalar Rasionalitas dan Perilaku Manusia. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Kahneman Daniel. 2019. Thinking Fast and Slow. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun