Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Medvab": Strategi Berengsek dalam Upaya Meraih Cuan di Generasi Topping

23 April 2024   10:15 Diperbarui: 23 April 2024   10:19 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, kejahatan online lainnya secara keseluruhan cenderung memiliki kesamaan dengan kejahatan phising. Yakni dengan menerapkan strategi fishing atau memancing. Mengirimkan, menampikan, menyajikan atau memasang umpan terlebih dahulu. Baik melalui e-commerce, marketplace, toko online, media sosial atau interaksi online lainnya. Strategi ini diterapkan oleh para pencari cuan untuk memikat atau menarik minat konsumen atau netizen terhadap umpannya. Tetapi bagaimana caranya?   

Ada peribahasa yang berbunyi 'memancing di air keruh' yang artinya mencari keuntungan dalam keadaan yang kacau. Dari wikiquote.org, memancing di air keruh diartikan mengambil kesempatan pada sebuah peristiwa yang kalut atau menyedihkan. Menggunakan kesempatan yang tidak pada tempatnya. Peribahasa memancing di air keruh berikut pengertiannya ketika diterjemahkan ke dalam strategi fishing dan dikaitkan dengan terbukanya celah yang bisa dimanfaatkan oleh para pencari cuan atas apa yang dimaksud dengan produk---merupakan kesesuaian terhadap penerapan strategi pada kejahatan online lainnya yang cenderung memiliki kesamaan dengan kejahatan phising.

Terjemahannya kemudian diselaraskan dengan memanifestasikan pengubahan peribahasa memancing di air keruh dengan 'memancing di virus akalbudi' (akalbudi), yang diakronimkan menjadi medvab, ini sekaligus turut memperkaya perbendaharaan kosakata Bahasa Indonesia.  

Memancing di virus akalbudi atau medvab adalah mengirimkan, menampilkan, menyajikan atau memasang obyek tertentu (produk atau lainnya yang bisa dipunyai, dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan) di berbagai platform e-commerce, marketplace, toko online, media sosial atau interaksi online lainnya sebagai umpan---dan membuat akalbudi konsumen atau netizen yang telah terinfeksi mudah terpicu, terpikat atau tertarik untuk mempunyai, memanfaatkan, mengonsumsi umpan tersebut demi memenuhi kebutuhan atau keperluannya. Seorang atau sekelompok orang yang melakukan medvab selanjutnya disebut medvabur.

Setelah melakukan medvab, para pencari cuan (medvabur) layaknya para pemancing yang sedang menunggu umpannya dilahap ikan, menunggu saat tiba waktunya konsumen atau netizen terpicu, terpikat atau tertarik oleh umpannya. Dalam kasus  jual beli online gambar hard disk, toko 'PC Seller' adalah medvabur. Gambar harddisk external WD 1TB adalah umpan yang ditampilkan, disajikan atau dipasang yang kemudian menjadi pemicu bagi konsumen atau pembeli yang kena tipu. Virus akalbudinya (dorongan untuk mengambil keputusan) terindikasi ada di benak pembeli atau konsumen yang tertipu. Tetapi kapan virus akalbudi telah menjangkiti benak pembeli atau konsumen yang tertipu?

Akalbudi merupakan dunia batin (inside world) kita, di mana kita mengalami pergolakan pikiran dan emosi, di mana kita memahami (perceive), memercayai dan mengenang, dan di mana kita membentuk citra tentang dunia luar.  Lantas apa yang dimaksud virus akalbudi?

Virus hanya bisa hidup dan mengganda pada inangnya. Virus tidak akan mampu berbuat apa-apa jika berada di luar inangnya. Akalbudi manusia adalah inang bagi virusnya. Akalbudi merupakan media untuk menyimpan informasi, media yang menggandakan diri, mutasi, dan menyebar jauh, jauh lebih cepat daripada DNA. Akalbudi mahir baik menggandakan informasi maupun mematuhi perintah. Di dalamnya, hidup virus-virus akalbudi yang siap mengantar manusia pada kehidupan yang bisa membelokkan arah dan mendatangkan kerugian.

Virus akalbudi adalah sesuatu yang berkembang di dunia ini yang menjangkiti orang dengan meme. Meme ini pada gilirannya, memengaruhi perilaku orang-orang yang terjangkiti sedemikian rupa sehingga mereka menolong melestarikan dan menyebarkan virus tersebut. Seperti virus Michelangelo yang memerintah komputer agar merusak dirinya sendiri, virus akalbudi bisa mengendalikan kita agar berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang bisa menghancurkan hidup kita. Sedangkan meme adalah pengganda yang berevolusi dalam akalbudi yang analog dengan gen. Unsur utama informasi di dalam akalbudi yang merupakan cerminan pengetahuan yang tersimpan di dalamnya.

Virus akalbudi sebagaimana virus hayati bekerja, selain bisa menggandakan diri juga merusak organ tubuh yang didiaminya. Maka berdasarkan definisi tersebut, virus akalbudi terindikasi telah menginfeksi setiap akalbudi. Dan infeksinya suatu saat akan memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Pengaruhnya akan tampak pada proses dan hasil pengambilan keputusan cepat atas pilihan atau penentuan yang diambil. Kasus pembelian harddisk external WD 1 TB hanya dapat gambar saja memiliki indikasi itu.   

Seorang peraih hadiah nobel bidang ekonomi, Daniel Kahneman, pada penelitiannya tentang dua sistem untuk memahami cara kerja otak menggunakan istilah-istilah yang aslinya diajukan dua psikolog, Keith Stanovich dan Richard West, serta menyebut dua sistem dalam akal budi (akalbudi) itu sistem 1 dan sistem 2. Dua sistem tersebut kemudian sering disebut sistem berpikir cepat dan sistem berpikir lambat. Daniel Kahneman menemukan sekitar 95% dari pikiran kita secara tidak sadar adalah berpikir cepat dan sekitar 5% dari pikiran kita yang sadar menggunakan berpikir lambat.  

Berbagai penelitian terkait dengan cara kerja otak dalam mengambil keputusan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Baik  bidang ekonomi, psikologi, neurosains atau bidang lainnya. Herbert Simon, peraih Hadiah Nobel dalam bidang psikologi, mengibaratkan otak manusia seperti gunting (yang memiliki dua pisau). Pisau pertamanya adalah otak, ujarnya, sedangkan pisau keduanya ialah lingkungan tempat otak tersebut bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun