Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Generasi Topping: Cara Kelas Menengah Terbebas dari Himpitan Ekonomi

6 Maret 2024   07:45 Diperbarui: 6 Maret 2024   08:57 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Forbes/kompas.com

Sedikit agak keren sih orang yang hidup dengan ekonomi hanya cukup disebut middle class atau kelas menengah. Jadi kebayang ke suatu masa ketika untuk mengetahui batasan kemiskinan dibuat sinyal petunjuk dengan istilah 'di bawah garis kemiskinan', lalu petunjuk itu menjadi batasan data untuk memetakan wilayah-wilayah miskin atau tertinggal.

Sementara jika merujuk istilah tersebut, middle class (kelas menengah) atau bisa dibilang ekonomi pas-pasan adalah kelompok yang dinilai susah kaya atau rentan miskin, masih tergolong di garis kemiskinan. 

Kelas menengah dikatakan pas-pasan atau rentan miskin karena kemampuan ekonomi orang-orang yang berada di kelompok tersebut mudah goyah saat diterpa masalah ekonomi. 

Ketika misalnya, muncul biaya sekolah anak, biaya rumah sakit, biaya persalinan atau biaya lainnya yang mempunyai nilai cukup besar untuk bisa dibayar kontan dengan penghasilan pas-pasan oleh kelas menengah, pengeluaran untuk biaya-biaya yang tak terduga tersebut tentunya akan menguras kantong yang sedianya sudah diperuntukkan bagi kebutuhan sehari-hari hingga hingga akhir bulan. 

Di titik itu perekonomian kelas menengah mulai goyah, hutang mulai terbangun. Jika di bulan berikutnya tak mampu membayar lunas maka di posisi tersebut, kelas menengah bisa beralih ke kelas menengah bawah atau dalam konteks istilah 'di bawah garis kemiskinan', masuk ke dalam garis kemiskinan. 

Karena peristiwa-peristiwa semacam itulah kelas menengah disebut rentan miskin. Apabila demikian, bagaimana cara kelas menengah bisa menghindar dari kerentanannya? 

Era digitalisasi dengan eksistensi beraneka macam platform digital dan platform media sosial di dalamnya, yang menawarkan beragam monetisasi dari berbagai sisi adalah cara generasi topping bersama karakteristik yang menyertainya bisa membebaskan kelas menengah dari himpitan ekonomi. Bagaimana caranya?

Sebelum masuk pada bahasan cara, generasi topping, yang  berangkat dari etimologi makna asal katanya yang berarti tindakan seseorang atau sesuatu yang berada di puncak, memberikan pengertian bahwa seseorang yang masuk kategori generasi topping merupakan orang-orang yang seharusnya berupaya untuk mencapai puncak atau dengan kata lain berusaha mendapatkan atau meraih keberuntungan atau keberhasilan. 

Dengan tawaran yang terbilang dijanjikan, nasib kelas menengah di generasi ini bisa berubah dan terbebas dari himpitan ekonomi hanya dengan ikut aktif di dalamnya. Kemudian di masa selanjutnya, tidak akan ada lagi narasi bahwa kelas menengah adalah kelompok yang dinilai susah kaya. 

Sebab generasi topping merupakan generasi yang memanfaatkan flatform digital dan terutama media sosial dengan cara aktif menempatkan konten-konten yang cenderung memiliki daya jual ekonomis sehingga berada di dalamnya berarti mempunyai fasilitas, media atau peluang untuk menemukan dan mendapatkan nilai-nilai ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun