Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ini Serius! Artikelhero: Kompasiana Menyelamatkan Hidupku

25 Oktober 2023   00:37 Diperbarui: 25 Oktober 2023   00:45 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi saya benar-benar lupa saat itu. Saya menjawab rasanya sudah dijual. Istri saya lanjut bertanya, kapan dijualnya? Kenapa tidak bilang? Uangnya buat apa?

Lalu saya menjawab, sepertinya masih disimpan tapi lupa di mana menyimpannya. Hanya saja, ingatan yang saya coba tekan tidak mengarahkan pada satu pun lokasi penyimpanan. Perasaan saya tetap mengatakan sudah dijual tetapi benar-benar lupa.

Ini petaka! Kecemasan dan kegelisahan saya tiba-tiba mencuat. Bagaimana jika logam mulia itu benar-benar tak saya simpan tapi juga tak ingat kapan, dimana dan untuk apa uang hasil jualnya? Saya sama sekali tak ingat apa-apa. Tiba-tiba semua gelap. Mengapa semengerikan ini?  

Bagi yang sudah berkeluarga saya yakin mereka tahu mengapa pertanyaan sesederhana itu menghadirkan kecemasan, kegelisahan hingga tampak mengerikan ketika tak satupun jawaban bisa memberi keyakinan guna meredakan kecurigaan.

Ah! Kiamat ini pikir saya. Terbukti, pesan masuk di whatapps saya mulai mengeluarkan napas mendengus, ikon-ikon wajah memerah menyerbu dan mempertontonkan pertanyaan yang sama. 

Di alam bawah sadar saya mulai terngiang-ngiang pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, kapan, di mana, dan uangnya buat apa? Saya coba terus menekan memori ingatan, bukannya hadir, potongan-potongan gambar di kepala saya malah semakin memudar hingga memunculkan rasa nyeri dan sakit luar biasa di bagian tempurungnya.

Entah petunjuk dari mana, tangan saya bergerak meraih keyboard pc komputer dan mulai mengarahkan kursor di layar monitor ke jendela internet dan menuju ke Kompasiana, lalu sekonyong-konyong, "Eureka, bingo, yes, amazing, ketemu...", otak saya ingat ke satu artikel saya berjudul, Konsumen "Rabun" (https://www.kompasiana.com/sunanamiruddin5274/638854af4addee31fe26a538/konsumen-rabun), yang saya tayangkan pada 1 Desember 2022.

Di artikel tersebut, saya bercerita tentang keluh kesah saya menjadi seorang konsumen rabun atau konsumen raja buntung atau konsumen buta. Salah satu alasan artikel itu saya tulis adalah karena sebagai konsumen, ketika logam mulia yang tidak sampai 1 (satu) gram saya jual dengan harapan dapat untung atau setidaknya impas, malah merugi banyak alias buntung.

Nah, artikel itulah yang menyelamatkan hidup saya dari kecemasan, kegelisahan, kengerian dan pertengkaran keluarga yang bisa saja jadi tak berujung bila sungguh tak mengingat jawabannya. Itulah artikelhero penyelamat hidup. Hidup dalam makna keutuhan rumah tangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun