Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Kontemplasi Akhir Tahun: Surat untuk Ibu yang Tak Tersampaikan

23 Desember 2022   16:01 Diperbarui: 23 Desember 2022   16:06 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu.  Tetaplah sehat. Berjanjilah, dipernikahan putramu nanti, engkau ada.    

Jakarta, 2014

Yang mencintaimu,

Putramu terkasih     

 

Pagi. 27 April 2019. Segala sesuatunya telah dipersiapkan. Saya dekati tubuh ke cermin, mematut-matut lagi penampilan, barangkali masih ada yang kurang. Tetapi namanya juga pakaian sewaan; baju kebesaran, celana kepanjangan, kain jarik kendor dan peci sedikit longgar. Tak mengapa, sebab pakaian bukan yang terpenting di hari yang penting ini.

Semua sudah siaga. Iring-iringan akan segera berangkat. Kakak, adik dan saudara-saudara saya meminta untuk bergegas. Namun keramaian di hari yang paling dinanti-nanti itu rasanya sunyi. Saya tengok lagi dipan tempat ibu biasa terlelap. Ibu di mana?

Kami berangkat jam tujuh tepat. Iring-iringan akhirnya tiba di tempat. Disambut hangat dan saling berjabat erat. Lalu kami digiring masuk ke satu ruang yang di dalamnya telah menunggu sanak saudara dan para kerabat. Di tengah ruang itu sebuah meja persegi dengan kaki-kaki pendek diletakkan. Tangan saya tiba-tiba dituntun mendekati meja, diminta duduk dan bersiap.

Beberapa orang di dalam ruang tampak mulai tegang dan kegerahan. Saya masih dalam rasa tak percaya dan terus bertanya, benarkah ini hari pernikahan? Di mana ibu? Saya mengedar pandang perlahan, berharap ibu ada di sana. Duduk, berdiri, terselinap atau menyelipkan wajahnya dengan seuntai senyum bahagia di antara sanak saudara atau kerabat. Setidaknya hadir dalam isyarat.

Tapi itu tak mungkin terjadi. Beliau telah pergi. Sepekan sebelum ulang tahun saya yang ke 40. Andai surat itu pernah sampai ke tangannya. Tapi saya percaya beliau ada di tempat paling bahagia. Ada di hari pernikahan itu. Terima kasih ibu.   

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun