Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asingo'

5 Desember 2022   15:03 Diperbarui: 8 Desember 2022   09:14 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merangkum pendapat Satiti Shakuntala, pengamat sosial: dosen sosiologi FISIP UIN Jakarta, secara psikologis, mereka berada dalam fase mencari jati diri. Sementara itu secara sosiologis geng motor dianggap sebagai kelompok sosial yang menyediakan tempat bagi mereka untuk mencari jati diri tersebut.

Lebih lanjut, perilaku yang mereka lakukan didasarkan pada keyakinan bersama (collective belief) atas dorongan kebutuhan aktualisasi diri yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kebutuhan lainnya yaitu penghargaan. Apakah perilaku mereka bagian dari strategi kuasa atas kelompok rival atau geng motor lainnya?

Strategi kuasa ternyata diterapkan juga oleh sebagian besar orang yang memiliki utang. Pernyataan ini didasari oleh berbagai kesamaan cerita dari orang-orang yang memiliki pengalaman sama ketika menagih utang. Disemprot, diumpat, dimaki, dimarahi dan selaksa caci diterima bahkan sebelum sempat mengucap sepatah kata atau mengetuk pintu.

Psikolog dari Pion Clinician, Astrid WEN , mengungkapkan secara psikologis, mereka yang berutang cenderung lebih galak saat ditagih karena merasa terancam. Sikap galak yang ditunjukkan merupakan defense dari orang yang berutang untuk melindungi dirinya.

Sikap defensif merupakan sikap yang seringkali diandalkan oleh manusia untuk melindungi diri sekalipun berada di pihak yang salah. Dalam hal utang-piutang, diandalkan oleh pihak berutang yang seharusnya bertanggung jawab atas pembayaran utang sesuai dengan kesepakatan awalnya.

Tujuan menerapkan sikap defensif atau mempertahankan diri, bisa dilakukan karena perasaan terancam, tertekan, tidak ingin direndahkan, tidak mau dipermalukan atau bagian dari strategi kuasa untuk menghindari pembayaran agar minimal terjadi penundaan waktu.   

Luapan amarah atau salah tapi ngototnya penorobos lampu lalu lintas dalam kondisi sinyal lampu berwarna merah merupakan sikap dan perilaku buruk ganda. Sikap tidak mau mengalah yang diterapkan atas dasar arogansi yang ditunjukkan, bisa merupakan bagian dari strategi kuasa untuk menghindari rasa malu, bersalah atau mungkin ganti rugi yang bisa saja timbul--atau arogansi murni yang ingin ditunjukkan pada orang lain atas dirinya yang yakin kebal hukum karena kedudukan atau jabatannya, yakin orang takut karena fisik besarnya atau memiliki ilmu bela diri, atau alasan lain.  

Pelaku vandalisme atau penyerangan terhadap orang-orang bahkan tanpa motif adalah aksi salah, yang menunjukkan kekerasan hati dan arogansi yang diterapkan untuk beraktualisasi diri pada strategi kuasa guna meraih penghargaan atau pengakuan, terutama dari para rival.

Reaksi lebih galak para pengutang pada penagih utang adalah perbuatan keliru, yang mengindikasikan bahwa sikap defensif atau strategi kuasa yang diterapkannya berangkat dari arogansi ngotot.

Arogansi adalah kesombongan atau keangkuhan. Sebuah sifat yang melekat pada ego manusia, dan mencuat keluar menjadi permanen atau temporal tergantung bagaimana penempaan karakter, watak, lingkungan dan pendidikan serta kondisi atau situasi yang tengah dihadapi.   

Ngotot; tidak mau mengalah; berkeras hati; bersikeras merupakan sikap yang menguatkan sifat sombong tadi dan sekaligus melahirkan sikap defensif dalam menyikapi, merespon atau melatarbelakangi suatu kejadian.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun