SEBAGAI teaterawan, yang hidupnya sudah didediksaikan pada dunia seni teater, pendidikan seni itu penting. Pendidikan seni yang ada di sekolahan SD-SMA hanya berorientasi pada lomba. Sehingga  jumlah anak yang terlibat berproses  sangat terbatas. Semisal, anak  SD ada lomba pantomim. Satu sekolahan mengirimkan satu orang. Maka anak-anak yang lain tentu tidak bisa terlibat.
Pendidikan seni sebaiknya tidak hanya beorientasi pada lomba. Misal, Â pada sebuah pertunjukan teater, sejumlah anak antara 20-25 anak dapat terlibat semuanya dalam pertunjukan teater tersebut. Interaksi sosial selama masa latihan dan pentas terbentuk. Semua saling belajar.Â
Semua dapat menikmati proses. Dan melatih mental ketika dipanggung. Mereka pentas tidak untuk lomba, namun untuk ditonton dan menyampaikan pesan tertentu dari yang mereka pentaskan. Dari pengalaman-pengalaman itulah ia bertekad selalu belajar dan berkarya. Dan dengan senang hati membagi ilmu kepada orang lain. [Umi Azzura Wijana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H