Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mangli, Tawarkan Kearifan Lokal Bagi Milenial

23 April 2019   08:41 Diperbarui: 23 April 2019   08:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Live In

Karakter baik yang diharapkan tak akan bisa masuk dalam karakter peserta didik jika tak mengalami sendiri. Untuk itu, peserta didik harus masuk dalam kehidupan masyarakat Mangli. Berkegiatan dan memelajari segala sesuatu yang dilakakukan oleh masyarakat tersebut. Mulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali.

Lereng  Gunung Sumbing
Lereng  Gunung Sumbing

Tinggal bersama penduduk setempat sering disebut dengan istilah 'Live In'.  Peserta didik menyesuaikan diri dengan kehidupan induk semang rumah yang ditinggali.

Ikut Berkegiatan Bersama Masyarakat. Foto: Dokpri
Ikut Berkegiatan Bersama Masyarakat. Foto: Dokpri

Mangli dengan pemandangan yang sangat indah dengan udara sangat sejuk menjadikan peserta didik nyaman menjalani 'kehidupan sementara' yang mereka jalani.

Pelajaran Hidup

Banyak hal yang bisa dipelajari dan diambil hikmahnya dalam kegiatan ini. Salah satunya peserta didik belajar bagaimana bisa hidup sederhana dan bersahaja. Masyarakat Mangli tak menilai materi dalam membangun kehidupan di masyarakat.

Penerimaan mereka yang ramah dan menghargai orang baru menjadi nilai sendiri yang dapat dipetik para peserta didik. Mereka juga tak mengukur kebahagiaan dinilai dari materi. Contohnya, mereka 'nyubya-nyubya', memuliakan tamunya. Pulangnya, seluruh tamu diberikan buah tangan hasil panen mereka dengan tanpa menghitung berapa banyak nilainya jika dirupiahkan.

Peran Serta Masyarakat. Foto: Dokpri
Peran Serta Masyarakat. Foto: Dokpri

Kondisi kaki pegunungan dengan posisi geografis yang naik turun mengajarkan karakter pantang menyerah. Dengan ketinggian jika diukur derajat kemiringan lebih dari 50 dijalani dengan senang hati. Pantang lelah, pergi ke ladang, naik turun, pulang pergi setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun