Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berbagi Tak Harus "On The Road"

4 Juni 2018   18:46 Diperbarui: 4 Juni 2018   18:59 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mhtaufiqspd.blogspot.com

Rejeki itu dibagikan di tempat-tempat yang memang tepat dan membutuhkan. Seperti panti asuhan atau tempat-tempat para pekerja bangunan kerja lembur di malam hari. Di tempat seperti itu justru tepat sasaran. Di panti asuhan selain berbagi juga merasakan bagaimana kehidupan di panti asuhan. Ikut simpati dan empati dengan mereka yang tinggal di sana dalam keadaan tidak punya orang tua lagi. Yatim, piatu, atau bahkan yatim piatu. Dengan kita mendatangi mereka, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Merasa diperhatikan dan memiliki banyak saudara meskipun orang tuanya telah tiada.

mhtaufiqspd.blogspot.com
mhtaufiqspd.blogspot.com
Di tempat-tempat proyek pembangunan juga salah satu tempat yang tepat untuk berbagi. Bagi pekerja yang tetap bekerja pada malam maupun siang hari, sedang mereka tetap berpuasa. Bekerja tak kenal lelah. Para pekerja jauh dari tempat membeli makan dan mungkin hanya membawa bekal seadanya. Jika berbagi di tempat seperti ini, para pekerja pasti sangat senang menerima apa yang diberikan kepadanya, di saat lelah bekerja.

Dengan demikian, cara berbagi ini tak mengurangi nilai ibadah. Justru di sini menambah rasa syukur dan bisa beribadah seperti saat di rumah dan lingkungan keluarga. Tetap bisa menjalankan sholat tarawih, tadarus, dan sholat subuh berjamaah dengan mereka, baik anak-anak yatim maupun mereka yang sedang bekerja keras untuk keluarga. Di sela-sela istirahat mereka.

Jika perlu, rejeki dikumpulkan sedikit demi sedikit. Dijadikan santunan untuk diberikan kepada fakir miskin. Santunan bisa diberikan dalam bentuk zakat, dan dibagikan menjelang Idul FItri. Dibagikan kepada mereka yang benar-benar sengsara hidupnya. Anak yatim piatu, janda miskin tidak berpunya yang tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Dengan berbagi mampu membersihkan hati. mensucikan diri dengan banyak mendekatkan diri pada illahi. Menyambut hari yang fitri dengan hati yang fitri, bersih dari iri dan dengki. Wallahualam bisawab.

-Ummi Azzura Wijana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun