Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Fiksi Penggemar RTC) Super Dayat

11 September 2015   11:25 Diperbarui: 11 September 2015   11:45 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Rajawali satu, roger! Siap-siap, Dayat sudah memasuki area transit”.

“Elang di roger, Rajawali satu siap, gitu ganti” handy talky bersahut-sahutan. Kesibukan mulai terlihat. Seluruh panitia berlalu lalang dan berlari-lari mempersiapkan pertunjukkan Dayat. Malam ini Dayat akan menyanyikan seluruh lagu yang ada dalam album terbarunya yang bertajuk RINDU PULANG. Artis jebolan sebuah ajang pencarian bakat ini memang baru saja merilis album solo pertamanya. Tapi promo tournya di Desa Tempuk, bukan di Solo. Maklum desa Tempuk yang artinya bertemu, bisa jadi menjadi pilihan. Agar seluruh rejeki tempuk, atau bertemu. Mungkin begitu pertimbangan Dayat. Manajer, dan tim promo tournya. Mungkin lo ya. Nanti Sopo yang akan menanyakan. Lo, la Sopo?

Lagu pembuka dengan musik menghentak mampu menghidupkan adrenalin penonton yang datang tidak dari desa Tempuk saja. Banyak yang datang dari luar desa dan kecamatan hanya karena ingin menyaksikan idola mereka. Dayat. Artis ibukota yang tidak terlalu ganteng, tapi cukup manis. Dandanan yang sederhana membuat dia semakin macho. Aah... Dayat memang idaman para gadis remaja. Lihat saja, mereka, gadis-gadis belasan itu histeris di depan panggung. Seperti ingin meloncat saja dari pagar pembatas yang dipasang Jarwo tadi siang. Komunikasi sangat lancar. Dayat mampu membawa dirinya dengan baik di panggung. Penggemarnya pun begitu antusias. Tidak beranjak dari lagu pertama hingga lagu ke sepuluh usai. Hingga lagu terakhir. Lagu perpisahan. Akhirnya Dayat pun menghilang di balik panggung pertunjukkan dengan di kawal para body guard dengan sangat ketat. Tak ketinggalan Sopo si bosnya Jarwo sebagai pengawal paling depan. Dengan muka bengis dia menghalang-halangai tangan penggemar yang ingin menyentuh Dayat.

 

***

 

Sesampainya di ruang transit.

“Ehm, he kamu!” Dayat memanggil Sopo yang masih memegang handy talkynya.

“Iya” dengan mundhuk-mundhuk Sopo mendekat.

“Apa yang kamu pegang itu? Tanya Dayat serius

“Handy Talky” jawab Sopo cepat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun