“Rajawali satu, roger! Siap-siap, Dayat sudah memasuki area transit”.
“Elang di roger, Rajawali satu siap, gitu ganti” handy talky bersahut-sahutan. Kesibukan mulai terlihat. Seluruh panitia berlalu lalang dan berlari-lari mempersiapkan pertunjukkan Dayat. Malam ini Dayat akan menyanyikan seluruh lagu yang ada dalam album terbarunya yang bertajuk RINDU PULANG. Artis jebolan sebuah ajang pencarian bakat ini memang baru saja merilis album solo pertamanya. Tapi promo tournya di Desa Tempuk, bukan di Solo. Maklum desa Tempuk yang artinya bertemu, bisa jadi menjadi pilihan. Agar seluruh rejeki tempuk, atau bertemu. Mungkin begitu pertimbangan Dayat. Manajer, dan tim promo tournya. Mungkin lo ya. Nanti Sopo yang akan menanyakan. Lo, la Sopo?
Lagu pembuka dengan musik menghentak mampu menghidupkan adrenalin penonton yang datang tidak dari desa Tempuk saja. Banyak yang datang dari luar desa dan kecamatan hanya karena ingin menyaksikan idola mereka. Dayat. Artis ibukota yang tidak terlalu ganteng, tapi cukup manis. Dandanan yang sederhana membuat dia semakin macho. Aah... Dayat memang idaman para gadis remaja. Lihat saja, mereka, gadis-gadis belasan itu histeris di depan panggung. Seperti ingin meloncat saja dari pagar pembatas yang dipasang Jarwo tadi siang. Komunikasi sangat lancar. Dayat mampu membawa dirinya dengan baik di panggung. Penggemarnya pun begitu antusias. Tidak beranjak dari lagu pertama hingga lagu ke sepuluh usai. Hingga lagu terakhir. Lagu perpisahan. Akhirnya Dayat pun menghilang di balik panggung pertunjukkan dengan di kawal para body guard dengan sangat ketat. Tak ketinggalan Sopo si bosnya Jarwo sebagai pengawal paling depan. Dengan muka bengis dia menghalang-halangai tangan penggemar yang ingin menyentuh Dayat.
***
Sesampainya di ruang transit.
“Ehm, he kamu!” Dayat memanggil Sopo yang masih memegang handy talkynya.
“Iya” dengan mundhuk-mundhuk Sopo mendekat.
“Apa yang kamu pegang itu? Tanya Dayat serius
“Handy Talky” jawab Sopo cepat