Mohon tunggu...
Arni Alisha
Arni Alisha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Traveling, Membatik dan Menulis

Seorang seniman batik yang sukak traveling juga menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Karya Batikku Menjadi Payungku di Kala Hujan Salju

5 Maret 2018   12:21 Diperbarui: 5 Maret 2018   12:29 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                          

Berharap cinta yang telah lama hilang tetaplah hilang seperti belalang yang terbang digigit ular. Belum begitu pandai mengartikan sebuah kata cinta tapi cinta cukup membuat hati beku dimasa lalu terlewat seperti cerita Kahitna "Cinta Sudah Lewat". Kalimat sudah lewat terkadang menghampiri bukan untuk kembali mengubah masa lalu menjadi masa depan melainkan menjadi pupuk dalam perjuangaan cinta untuk dilupakan. Satu-satunya pilihan yang harus dipilih untuk kebaikan dimasa depan. Biarlah hati beku diantara salju-salju yang turun beterbangan menghiasi pandangan penuh harapan nyata.

Jepang, sebuah kata menarik yang terucap dibalik semangat membara seakan ingin segera mengunjunginya bersama orang terdekat. Banyak orang ingin sekali pergi ke Jepang untuk sekedar menikmati hari liburnya, berbulan-madu, melakukan misi pendidikan, mengunjungi kerabay yang sedang bekerja, ataupun sekedar melakukan perjalanan disana untuk berwisata. Kemudian, apa misi ku waktu berkunjung ke Jepang ?

ARTniq Batik sebuah merek dariku untuk mempromosikan hasil karya-karyaKu
ARTniq Batik sebuah merek dariku untuk mempromosikan hasil karya-karyaKu
Misi bagiku adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan. Berusaha untuk mempresentasikan hasil karya seni Batik ke dunia Internasional merupakan salah satu impianku. Menjadi delegasi pemuda Indonesia untuk mengikuti kegiatan FLCBF (Future Leader Camp Batik Festival 2018) pada 21-25 Januari di Kyoto-Jepang, merupakan bukti keseriusanku dalam mencintai batik. Batik menjadi saksi turunnya air hujan diantara hujan salju waktu itu. Membawa nama Duta Pemuda Kreatif Indonesia 2017 bidang Fashion, membuktikan bahwa pemuda punya karya, pemuda punya cara untuk terus kreatif nan inovatif dan pemuda  berani bersatu untuk maju.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Indonesia memiliki banyak pemuda kreatif yang siap untuk mengabdi pada negeri dan bersinergi dengan pihak manapun. Namun terkadang untuk bersinergi, tidak sedikit pemuda dengan mudah mendapatkan akses dalam rangka menjalankan misinya. Selalu ada jalan jika ada kemauan, "Man Jadda Wajada". Perjuangan untuk bisa ke Jepang mengingatkan akan sebuah perjuangan untuk mendapatkan pendidikan dimasa lalu, mendaftar sekolah sendirian dengan penuh komitmen BISA. Tidak malu bertanya, meminta bantuan, meminta arahan kepada orang yang lebih tahu. Proposal? Tidak cair itu biasa, pertanda ujian telah tiba. Ujian tidak perlu dipelihara, tapi perlu dikaji sampai menemukan cara untuk mendapatkan solusi.

Support pemerintah bukan menjadi satu-satunya untuk bisa membawa nama Batik Kibasan Sabut Kelapa ke Jepang, dana mandiri-pun harus bisa menjadi opsi. Keyakinan tekad dan nekad menjadi pedoman sebuah perjuangan, alhamdulillah batikku mampu berkibar di negeri sakura dan menjadi payung di musim salju kala itu. Batik Kibasan sabut Kelapa dengan nama Batik Gantungan Ukel berbahan sutera super dan pewarnaan alami telah dipresentasikan di Kyoto International Community House-Jepang, didepan jajaran konsulat jenderal Indonesia-Osaka yakni Bapak Tumpal M.H. Hutagalung.

Batik Gantungan Ukel dengan teknik Kibasan Sabut Kelapa kombinasi tulis. Dok.pribadi
Batik Gantungan Ukel dengan teknik Kibasan Sabut Kelapa kombinasi tulis. Dok.pribadi
Nama Karya                    : "Batik Gantungan Ukel"

Motif                                  : Karya merupakan penyusunan dari motif

 godhong, ngukel, slonjor, memanjat dan

motif  tempel

Ukuran                             : 115 cm x 250 cm

Media                               : Sutra 56

Teknik pewarnaan          : Celup warna alam kayu tingi, pengunci warna tunjung, menggranit, mbironi, celup warna alam jalawe, pengunci warna tunjung.

  • Aspek Fungsi

Karya batik Gantungan Ukel ini berfungsi sebagai bahan perwujudan karya  dalam  menerapkan motif kibasan sabut kelapa kombinasi teknik tulis. Batik ini berfungsi untuk mengenalkan motif godhong, ngukel, slonjor, memanjat dan tempel yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi pola batik yang variatif dan nantinya akan digunakan untuk bahan busana tunik.

  • Aspek Bahan

Aspek bahan sebagai media pembuatan karya yaitu menggunakan kain sutra 56 dengan panjang 250 cm x 115 cm. Sedangkan aspek bahan dalam proses pewarnaan yang digunakan adalah zat pewarna alam yakni ekstraksi kayu tingi dan jalawe. Pewarnaan alam dilakukan dengan teknik pencelupan.

  • Aspek Estetika

Aspek estetis pada batik Gantungan Ukel ini terletak pada bentuk motifnya yang dimunculkan dari kibasan sabut kelapa yang menggambarkan suasana kebun pare yang berbuah banyak dan bergantungan. Visualisasi dari banyaknya buah pare yang bergantungan yang digambarkan menjadi bentuk motif ngukel. Daun pare yang menjalar digambarkan oleh motif godhong dan slonjor. Penggambaran suasana keseluruhan kebun pare digambarkan oleh motif memanjat dan motif tempel yang menjadi latar pada batik ini. Warna coklat dan krem menggambarkan suasana kebun pare pada sore hari.

Nilai keindahan lain yang dapat ditemukan pada karya batik ini adalah terdapat titik-titik (cecek) pada garis motif pendukung atau outline yang dihasilkan dari teknik menggranit yaitu teknik memberi isen titik-titik pada garis yang dihasilkan dari canting klowong dan di finishing dengan warna krem ini menjadikan karya batik ini lebih indah  dan elegan yang menggambarkan suasana sore hari di kebun pare.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Berharap semoga hasil karya budaya pemuda dimasa depan bisa lebih difasilitasi agar pemuda bisa leluasa berkarya turut meningkatkan ekonomi kreatif yang dapat bermanfaat untuk masyarakat lainnya dalam program pemberdayaan masyarakat.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun