Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan 5 Sekawan ala Kampung

17 Juli 2024   10:09 Diperbarui: 17 Juli 2024   10:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita petulangan anak (Sumber: IDNTimes.com)

Tomi yang diam saja sejak memasuki pintu batu tadi tiba-tiba bergumam, "Aku merasa semakin aneh saja tempat ini."

"Tidak, tunggu. Kita belum tahu apakah tempat ini berbahaya atau tidak," kata Raka berusaha untuk mencoba menenangkan yang lain.

Dengan langkah yang hati-hati, Raka mendekati lukisan itu. Tiba-tiba, makhluk di dalam lukisan tersebut membuka matanya yang menyala-nyala. Tatapannya yang tajam langsung menghentikan langkah Raka yang sudah berdiri di hadapannya.

Tiba-tiba ada cahaya yang keluar meninggalkan lukisan misterius itu. Cahaya itu berhenti di dekat tempat anak-anak berdiri. Cahaya itu kemudian menjelma menjadi makhluk yang ada dalam lukisan dengan ukuran yang lebih besar. Saat itu juga ruang yang ada di lorong menjadi terang karena cahaya dari makhluk raksasa ini.

"Ini benar-benar menakutkan. Kita kembali saja," kata Bimo mencoba untuk mundur.

"Tidak, kita sudah sejauh ini. Kita harus tahu apa yang ada di sini," kata Raka dengan suara mantap, meskipun hatinya juga berdebar kencang.

Dari pantulan cahaya tersebut tampaklah patung-patung raksasa yang berjejer hingga ujung lorong. Patung-patung itu tampak seperti penjaga yang mengawasi setiap gerakan mereka dengan tatapan yang tajam. Di balik patung-patung itu terdapat sumur tua dengan air yang bersinar biru, mengeluarkan suara gemuruh yang menggema ke seluruh lorong.

Anak-anak ini beruntung kali ini karena makhluk raksasa tidak mengganggu mereka sedikitpun. Makhluk itu hanya terdiam ketika Raka dan teman-temannya bergeser mendekati patung raksasa. Dengan mata menyala makhluk itu melihat kelima murid Kiai Hasan ini terus bergerak mendekati sumur tua di belakang patung-patung tersebut.

Tiba-tiba, dari dalam sumur itu muncul suara gemuruh yang sangat keras. Seekor makhluk yang menyerupai dinosaurus dengan kulit hijau gelap tiba-tiba keluar dari sumur.

"Makhluk apa itu?!" teriak Bimo, mencoba menahan diri untuk tidak lari. Meski sangat ketakutan, mata Bimo tidak lepas dari makhluk tersebut.

"Jangan panik Bimo," kata Sari yang mencoba memberanikan diri untuk mendekati Bimo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun