Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Memiliki Modal Politik Paling Kuat, Akankah Anies Baswedan Menang dengan Mudah dalam Pilgub Jakarta? (Bagian 1)

2 Juni 2024   13:59 Diperbarui: 5 Juni 2024   19:03 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gubernur Jakarta Anies Baswedan (Sumber: BBC.com)

Memiliki elektabilitas politik yang tinggi merupakan modal politik yang sangat dibutuhkan oleh seorang tokoh untuk maju bertarung dalam kontestasi politik mana pun. Menurut lembaga survei Proximity Indonesia, Anies Baswedan sudah mengantongi elektabilitas sebesar 18,50 persen. Elektabilitas ini akan menjadi salah satu simpul modal politik Anies untuk maju sebagai kandidat Pilkada 2024.

Selain elektabilitas yang tinggi Anies masih memiliki simpul-simpul modal politik lain yang menjadi kekuatan untuk melumpuhkan lawannya di Jakarta.

Modal Politik

Apa itu modal politik, dan bagaimana mengukur modal politik Anies Baswedan dalam Pilgub Jakarta 2024?

Modal politik mengacu pada aset atau sumber daya yang dimiliki seseorang atau kelompok yang memungkinkan mereka untuk memperoleh, mempertahankan, dan mengerahkan kekuasaan dan pengaruhnya dalam arena politik.

Modal ini mencakup dukungan pemilih, kekuatan partai, strategi kampanye, jaringan hubungan, kredibilitas, pengalaman, dan akses ke media. Modal politik memungkinkan politisi atau partai politik untuk menjalankan strategi, memenangkan pemilihan, dan mengimplementasikan kebijakan.

Modal Politik adalah inti dari upaya memenangkan pemilihan karena berkaitan langsung dengan kemampuan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Sebagai elemen kunci dalam kontestasi politik, modal politik merupakan akumulasi sumber daya dan kekuasaan yang dibangun melalui hubungan, kepercayaan, niat baik, dan pengaruh antara figur kandidat dengan pemilih atau konstituen.

Untuk memperkuat peran figur kandidat dalam kontestasi, efektivitas modal politik dalam mempengaruhi konstituen juga ditentukan oleh modal sosial, modal budaya atau simbolik, dan modal ekonomi.

Modal-modal ini berkontribusi untuk memperkuat modal politik sehingga memungkinkan kandidat untuk membangun dukungan, memobilisasi sumber daya, hingga memenangkan pemilihan.

Modal sosial biasanya merujuk pada kepercayaan dari masyarakat, jaringan formal dan non formal yang mendukung, serta interaksi dengan masyarakat.

Dengan modal sosial yang kuat, para kandidat tidak hanya dikenal oleh para pemilih, tetapi juga bisa dikenal secara dekat melalui latar belakang sosialnya seperti profesi, ketokohan (tokoh agama, adat, organisasi kepemudaan, dan lain-lain), dan relasi yang terbangun dengan sesama masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun