Wajahnya yang selalu ceria penuh dengan senyum ketika bertemu kami, malam itu tidak begitu terlihat. Ada senyuman di bibirnya, tetapi matanya sayu dan tidak bisa beranjak dari tempatnya. Kami menghampirinya untuk bersalaman.
Setelah itu saya berinisiatif untuk memijit-mijit bagian kaki yang terserang stroke. Saya selalu ajak bicara supaya pikiran beliau tidak kosong. Ada jawaban tapi suaranya terdengar lirih. Saya mencoba untuk membangkitkan semangatnya dengan meminta beliau untuk menggerak-gerakkan jari kakinya. Kemudian saya arahkan untuk mengangkat sedikit lututnya.
Berat sekali. Saya bisa merasakan susahnya mertua untuk mengangkat lututnya sendiri. Saya kemudian membantu untuk mengangkatnya pelan-pelan sambil bertanya bagaimana rasanya.Â
Beliau hanya memberikan isyarat seperti orang yang putus asa karena kesulitan menggerakkan kakinya. Saya mencoba memijat-mijat kembali kakinya sambil memberi semangat bahwa stroke ringan bisa disembuhkan.Â
Kami tiba di Kuningan setelah Isa dan langsung diskusi dengan ibu mertua untuk langsung dibawa ke rumah sakit malam itu juga. Tapi bapak mertua menolak. Beliau meminta besoknya saja ke rumah sakit.Â
Sebagai kompensasinya saya dan istri bergantian memijat kaki sampai beliau merasa nyaman. Sampai larut malam semua anak-anak beliau sudah berkumpul semua di rumah mertua.Â
Di rumah sakit, dokter mendiagnosa bahwa mertua terserang stroke ringan. Kondisinya belum bahaya jadi boleh rawat jalan. Mertua kami belikan tongkat untuk membantu meringankan beban kakinya ketika berjalan nanti.Â
Sebelum meninggalkan rumah sakit mertua terlihat begitu sumringah karena melihat semua anak cucunya berkumpul di lobi rumah sakit menjemput dirinya yang baru keluar dari ruang dokter didorong oleh ibu mertua. Kami semua menghampiri dan mengelilingi mereka berdua.Â
Relasi mertua menantu itu merupakan hubungan yang paling hangat, paling dinamis, paling tulus dan abadi, sama seperti hubungan kita dengan orang tua. Kedua mertua saya sekarang sudah berpulang semua, sosok mereka tetap hadir dalam momen-momen sakral seperti lebaran. Ketika kami berkumpul bersama, sosok kedua mertua selalu menjadi pembahasan yang hangat dari tahun ke tahun.Â
Jadi, mumpung kita masih punya waktu untuk berkumpul dengan mertua, bahagiakanlah diri kita dengan membuat mereka tersenyum melihat kita selalu bahagia bersama anak dan cucunya. Kehangatan mertua akan selalu ada bersama kita.Â
Depok, 16/5/2024